Ibadah Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan umat Muslim yang mampu. Makkah menjadi tujuan utama ibadah Haji. Jutaan umat Muslim dari seluruh dunia melaksanakan rangkaian ibadah Haji. Rangkaian ibadah Haji terdiri dari beberapa tahapan penting. Artikel ini membahas 10 urutan ibadah Haji dari awal hingga akhir.

Source: quranforkids.com
1. Ihram dan Niat Haji
Ihram adalah langkah pertama dalam ibadah Haji, menandai dimulainya rangkaian ritual. Jemaah Haji mengenakan pakaian ihram yang sederhana, terdiri dari dua lembar kain putih tanpa jahitan untuk pria, dan pakaian yang menutup aurat bagi wanita. Pakaian ihram melambangkan kesetaraan di hadapan Allah SWT. Setelah mengenakan ihram, jemaah Haji mengucapkan niat Haji. Niat ini menegaskan tujuan jemaah untuk melaksanakan ibadah Haji semata-mata karena Allah SWT.
Lokasi miqat, yaitu tempat dimulainya ihram, berbeda-beda tergantung dari mana jemaah Haji berasal. Penting untuk menjaga larangan-larangan ihram setelah berniat, seperti tidak memakai wewangian, tidak memotong rambut atau kuku, dan tidak berhubungan suami istri.
2. Tawaf Qudum
Tawaf Qudum adalah tawaf selamat datang yang dilakukan setibanya di Makkah. Jemaah Haji mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama. Selama tawaf, jemaah dianjurkan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad jika memungkinkan, atau memberi isyarat jika tidak memungkinkan karena kepadatan. Tawaf dilakukan dengan khusyuk dan penuh penghayatan, sambil membaca doa dan berdzikir kepada Allah SWT.
Tawaf Qudum merupakan sunnah, namun sangat dianjurkan untuk dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Baitullah.
3. Sai
Sai adalah berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sai mengenang perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS. Jemaah Haji memulai sai dari bukit Shafa, menghadap Ka’bah, dan berdoa. Kemudian, jemaah berjalan menuju bukit Marwah, dan begitu seterusnya hingga tujuh kali. Pada setiap putaran, jemaah dianjurkan untuk berdoa dan berdzikir.
Di antara kedua bukit, terdapat area yang ditandai dengan lampu hijau, di mana jemaah pria disunnahkan untuk berlari-lari kecil (harwalah).
4. Tahallul Awal
Tahallul Awal adalah pembebasan dari sebagian larangan ihram setelah melaksanakan tawaf dan sai. Jemaah Haji mencukur atau memotong sebagian rambutnya (minimal tiga helai). Dengan tahallul awal, jemaah Haji diperbolehkan untuk mengenakan pakaian biasa dan melakukan sebagian aktivitas yang sebelumnya dilarang selama ihram, kecuali berhubungan suami istri. Tahallul Awal menandakan bahwa jemaah Haji telah menyelesaikan sebagian besar rukun Haji.
5. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah Haji. Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah di Padang Arafah. Jemaah Haji berkumpul di Arafah sejak setelah waktu dzuhur hingga terbenam matahari. Selama wukuf, jemaah Haji memperbanyak doa, dzikir, istighfar, dan membaca Al-Quran. Wukuf adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa, karena Allah SWT menjanjikan pengampunan dosa bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Wukuf di Arafah merupakan rukun Haji yang tidak boleh ditinggalkan, karena tanpa wukuf, Haji tidak sah.
6. Mabit di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam di Arafah, jemaah Haji bergerak menuju Muzdalifah. Di Muzdalifah, jemaah Haji melaksanakan shalat Maghrib dan Isya’ yang digabungkan (jama’) dan diqashar. Jemaah Haji juga mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina. Mabit di Muzdalifah hukumnya wajib, meskipun diperbolehkan bagi sebagian jemaah untuk meninggalkan Muzdalifah setelah tengah malam, terutama bagi mereka yang lemah atau sakit.
7. Melempar Jumrah Aqabah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah Haji menuju Mina untuk melaksanakan melempar jumrah Aqabah. Melempar jumrah Aqabah adalah melempar tujuh batu kerikil ke arah tiang jumrah Aqabah. Melempar jumrah melambangkan perlawanan terhadap godaan setan. Setelah melempar jumrah Aqabah, jemaah Haji diperbolehkan untuk melaksanakan tahallul tsani.
8. Tahallul Tsani
Tahallul Tsani adalah pembebasan dari seluruh larangan ihram setelah melaksanakan melempar jumrah Aqabah. Jemaah Haji mencukur atau memotong habis rambutnya (bagi pria) atau memotong sebagian rambutnya (bagi wanita). Dengan tahallul tsani, jemaah Haji diperbolehkan untuk melakukan semua aktivitas yang sebelumnya dilarang selama ihram, termasuk berhubungan suami istri.
9. Tawaf Ifadah: 10 Urutan Ibadah Haji Dari Awal Hingga Akhir
Tawaf Ifadah adalah tawaf wajib yang dilakukan setelah tahallul tsani. Jemaah Haji mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf Ifadah merupakan salah satu rukun Haji yang harus dilaksanakan. Setelah melaksanakan tawaf Ifadah, jemaah Haji kembali ke Mina untuk melanjutkan melempar jumrah pada hari-hari tasyrik.
10. Melempar Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah (Hari Tasyrik)
Pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari-hari tasyrik), jemaah Haji melaksanakan melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Setiap jumrah dilempar dengan tujuh batu kerikil. Melempar jumrah pada hari-hari tasyrik melambangkan perlawanan terhadap godaan setan secara terus-menerus. Jemaah Haji diperbolehkan untuk meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah melempar jumrah (nafar awal), atau tetap tinggal di Mina hingga tanggal 13 Dzulhijjah untuk melempar jumrah (nafar tsani).
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah Haji, jemaah Haji melaksanakan tawaf wada’ sebelum meninggalkan Makkah.
Demikianlah 10 urutan ibadah Haji dari awal hingga akhir. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang berencana melaksanakan ibadah Haji. Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa untuk berkunjung kembali untuk mendapatkan informasi menarik lainnya!