Table of Contents

2 Kultum Ramadhan tentang Menjaga Lisan saat Puasa – Ramadhan menjadi momen penting bagi umat Muslim. Umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa melatih kesabaran. Kesabaran meliputi pengendalian diri. Pengendalian diri mencakup menjaga lisan.

Menjaga lisan adalah bagian penting dari ibadah. Kultum Ramadhan hadir sebagai panduan. Panduan memberikan arahan spiritual. Arahan spiritual meningkatkan kualitas ibadah. Kualitas ibadah mencerminkan keimanan.

Keimanan yang kuat tercermin dalam perilaku. Perilaku yang baik termasuk menjaga lisan.

Kultum 1: Bahaya Lidah yang Tidak Terkendali

Lidah adalah anugerah. Anugerah bisa menjadi bencana. Bencana terjadi jika lidah tidak terkendali. Rasulullah SAW bersabda tentang pentingnya menjaga lisan. Sabda Rasulullah SAW mengingatkan umat Muslim.

Umat Muslim harus berhati-hati dalam berbicara. Berbicara sembarangan dapat menimbulkan dosa. Dosa merusak pahala puasa. Pahala puasa seharusnya menjadi bekal. Bekal di akhirat kelak.

  • Ghibah (Menggunjing): Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain. Keburukan orang lain tidak boleh disebarluaskan. Menyebarluaskan keburukan orang lain adalah dosa besar. Dosa besar mengurangi pahala puasa.
  • Namimah (Adu Domba): Namimah adalah mengadu domba antar individu. Individu menjadi berselisih karena adu domba. Perselisihan merusak hubungan baik. Hubungan baik harus dijaga selama Ramadhan.
  • Dusta (Berbohong): Dusta adalah perkataan yang tidak benar. Kebenaran harus diutamakan dalam setiap perkataan. Berbohong adalah perbuatan tercela. Perbuatan tercela membatalkan pahala puasa.
  • Mencela dan Mengutuk: Mencela dan mengutuk adalah perkataan kasar. Perkataan kasar menyakiti hati orang lain. Hati orang lain harus dijaga selama Ramadhan.

Menjaga lisan dari perkataan buruk adalah jihad. Jihad melawan hawa nafsu. Hawa nafsu seringkali mendorong untuk berbicara sembarangan. Berbicara sembarangan merugikan diri sendiri. Diri sendiri harus dilindungi dari perbuatan dosa.

2 Kultum Ramadhan tentang Menjaga Lisan saat Puasa

Source: slidesharecdn.com

Perbuatan dosa menjauhkan diri dari Allah SWT.

Kultum 2: Keutamaan Berkata Baik atau Diam

Islam mengajarkan umatnya. Umatnya diajarkan untuk berkata baik. Berkata baik mendatangkan pahala. Pahala dilipatgandakan selama Ramadhan. Jika tidak bisa berkata baik, lebih baik diam.

Diam adalah emas. Emas lebih berharga daripada perkataan buruk.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menekankan pentingnya menjaga lisan. Menjaga lisan adalah cermin keimanan. Keimanan yang kuat tercermin dalam perkataan.

Perkataan yang baik mendatangkan keberkahan.

Perkataan Baik Manfaat
Menyampaikan ilmu yang bermanfaat Mendapat pahala jariyah. Pahala jariyah terus mengalir. Mengalir meskipun sudah meninggal dunia.
Menasihati dengan bijak Mendapat pahala karena mengajak kebaikan. Kebaikan harus disebarkan kepada sesama.
Berzikir dan membaca Al-Quran Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berzikir.
Berbicara dengan sopan dan santun Menjaga hubungan baik dengan sesama. Sesama Muslim adalah saudara.

Diam memiliki keutamaan. Keutamaan diam adalah menghindari dosa. Dosa dapat merusak ibadah puasa. Ibadah puasa harus dijaga kesuciannya. Kesucian ibadah puasa mencerminkan ketakwaan.

Ketakwaan adalah tujuan utama puasa.

Namun, diam tidak berarti tidak peduli. Tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar membutuhkan perhatian. Perhatian dapat diwujudkan dengan tindakan nyata. Tindakan nyata harus disertai dengan perkataan yang baik.

Perkataan yang baik memberikan semangat. Semangat untuk melakukan kebaikan.

Implementasi Menjaga Lisan dalam Kehidupan Sehari-hari: 2 Kultum Ramadhan Tentang Menjaga Lisan Saat Puasa

Menjaga lisan bukan hanya saat puasa. Saat puasa adalah momentum. Momentum melatih diri. Melatih diri untuk menjaga lisan. Lisan harus dijaga setiap saat.

Setiap saat dalam kehidupan sehari-hari.

  • Berpikir sebelum berbicara: Berpikir sebelum berbicara adalah kunci. Kunci menghindari perkataan buruk. Perkataan buruk dapat menyakiti hati orang lain.
  • Membiasakan diri dengan perkataan yang baik: Perkataan yang baik harus dibiasakan. Dibiasakan sejak dini. Sejak dini akan membentuk karakter. Karakter yang baik mencerminkan akhlak mulia.
  • Menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat: Perdebatan yang tidak bermanfaat harus dihindari. Dihindari karena membuang waktu. Waktu adalah amanah. Amanah harus dijaga dengan baik.
  • Memperbanyak istighfar: Istighfar adalah memohon ampunan. Ampunan dari Allah SWT. Allah SWT Maha Pengampun.

Menjaga lisan adalah investasi. Investasi akhirat. Akhirat adalah tujuan akhir. Tujuan akhir setiap Muslim. Muslim yang baik selalu menjaga lisannya.

Lisannya selalu digunakan untuk kebaikan. Kebaikan akan membawa keberkahan. Keberkahan dalam hidup. Hidup di dunia dan akhirat.

Puasa Ramadhan adalah kesempatan emas. Kesempatan emas untuk memperbaiki diri. Memperbaiki diri dari segala kesalahan. Kesalahan dalam perkataan. Kesalahan dalam perbuatan.

Perkataan dan perbuatan harus selaras. Selaras dengan ajaran Islam. Ajaran Islam membawa kedamaian. Kedamaian dalam hati. Hati yang damai akan mencerminkan perilaku yang baik.

Semoga kultum ini bermanfaat. Bermanfaat bagi kita semua. Semua umat Muslim. Muslim di seluruh dunia. Dunia membutuhkan kedamaian.

Kedamaian dimulai dari diri sendiri. Diri sendiri yang selalu menjaga lisannya. Lisannya selalu digunakan untuk kebaikan. Kebaikan untuk sesama. Sesama manusia.

Manusia adalah makhluk Allah SWT. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berbuat baik.

Demikianlah uraian singkat mengenai pentingnya menjaga lisan saat puasa Ramadhan. Semoga kita semua dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih sudah menyimak artikel ini sampai selesai. Jangan lupa untuk membaca artikel lainnya yang bermanfaat. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Categorized in:

Ramadhan,