2 Sekolah Kedinasan yang Tidak Pakai Tinggi Badan di Indonesia – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerbitkan aturan terkait penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Persyaratan tinggi badan tidak selalu menjadi syarat mutlak. Dua sekolah kedinasan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), memiliki kebijakan yang berbeda. Seleksi IPDN dan STIN mengutamakan kompetensi dan kemampuan akademik.
Informasi ini berasal dari website resmi kedua lembaga tersebut. Data tinggi badan bukan faktor penentu kelulusan.
Sekolah Kedinasan Tanpa Persyaratan Tinggi Badan: IPDN dan STIN: 2 Sekolah Kedinasan Yang Tidak Pakai Tinggi Badan Di Indonesia
Bagi Anda yang bercita-cita menjadi abdi negara, kabar baiknya adalah tidak semua sekolah kedinasan menetapkan tinggi badan sebagai syarat wajib. Dua sekolah kedinasan ternama di Indonesia, yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), terbuka bagi calon mahasiswa dengan berbagai postur tubuh. Hal ini menunjukkan komitmen kedua lembaga untuk menjaring calon pemimpin yang berkualitas tanpa terpaku pada kriteria fisik tertentu.
Fokus utama seleksi di kedua lembaga ini adalah pada kompetensi, kemampuan akademik, dan integritas calon mahasiswa.
Source: shutterstock.com
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), 2 Sekolah Kedinasan yang Tidak Pakai Tinggi Badan di Indonesia
IPDN, sebagai lembaga pendidikan yang mencetak para pemimpin di bidang pemerintahan, senantiasa berupaya untuk menjaring calon-calon terbaik dari seluruh Indonesia. Dalam proses seleksinya, IPDN lebih menekankan pada aspek akademis, kepribadian, dan potensi kepemimpinan. Meskipun tinggi badan bukanlah persyaratan mutlak, calon mahasiswa tetap diwajibkan memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan. Standar kesehatan ini memastikan bahwa calon mahasiswa memiliki kondisi fisik yang memadai untuk mengikuti kegiatan akademik dan pelatihan yang intensif selama masa pendidikan.
Seleksi IPDN sendiri terbilang ketat dan kompetitif, meliputi berbagai tahapan, mulai dari seleksi administrasi, tes kesehatan, tes akademik, hingga tes psikotes dan wawancara. Setiap tahapan dirancang untuk menyaring calon mahasiswa yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang handal dan bertanggung jawab.
Lebih lanjut, IPDN juga memperhatikan aspek kesetaraan dan inklusivitas dalam proses penerimaan mahasiswa. Dengan tidak menjadikan tinggi badan sebagai syarat, IPDN membuka kesempatan yang lebih luas bagi calon mahasiswa dari berbagai latar belakang dan kondisi fisik. Hal ini sejalan dengan komitmen IPDN untuk menciptakan pemerintahan yang representatif dan berkeadilan. Para lulusan IPDN diharapkan mampu menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan integritas, berdasarkan kompetensi dan kemampuan yang telah diasah selama masa pendidikan.
Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN)
STIN, sebagai lembaga pendidikan yang mencetak para ahli intelijen, juga tidak menjadikan tinggi badan sebagai persyaratan masuk. STIN lebih memprioritaskan kemampuan analitis, kemampuan memecahkan masalah, serta integritas yang tinggi. Proses seleksi di STIN sangat ketat dan meliputi berbagai tahapan yang dirancang untuk menjaring calon mahasiswa yang memiliki kualitas dan potensi yang dibutuhkan dalam dunia intelijen.
Calon mahasiswa akan diuji kemampuan akademiknya, kemampuan berpikir kritisnya, dan kemampuan menangani situasi yang kompleks.
Selain itu, STIN juga menekankan pada aspek kesehatan jasmani dan rohani calon mahasiswa. Meskipun tinggi badan bukan merupakan syarat utama, calon mahasiswa tetap diwajibkan untuk memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan. Standar kesehatan ini memastikan bahwa calon mahasiswa memiliki kondisi fisik dan mental yang prima untuk menjalani pendidikan dan pelatihan yang intensif di STIN. Proses seleksi di STIN tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga mempertimbangkan aspek kepribadian dan psikologis calon mahasiswa.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa calon mahasiswa memiliki kemampuan dan sikap yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab seorang ahli intelijen.
Berikut ringkasan perbedaan dan persamaan kedua sekolah kedinasan:
Aspek | IPDN | STIN |
---|---|---|
Persyaratan Tinggi Badan | Tidak Diperlukan | Tidak Diperlukan |
Fokus Seleksi | Kepemimpinan, Akademik, Kepribadian | Kemampuan Analitis, Pemecahan Masalah, Integritas |
Kesulitan Seleksi | Sangat Tinggi | Sangat Tinggi |
Bidang Karir | Pemerintahan | Intelijen |
Kesimpulannya, IPDN dan STIN membuktikan bahwa kesuksesan di dunia pemerintahan dan intelijen tidak melulu ditentukan oleh tinggi badan. Kompetensi, kemampuan, dan integritas jauh lebih penting. Jadi, bagi Anda yang bermimpi menjadi bagian dari kedua lembaga ini, jangan ragu untuk mencoba dan berjuang menunjukkan potensi terbaik Anda.
Nah, gimana? Semoga artikel ini bermanfaat ya! Terima kasih sudah membaca sampai selesai. Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!
Responses (0 )