23 Pantun Bahasa Bali yang Penuh Makna Kehidupan – Bali, pulau dewata, memiliki kekayaan budaya. Pantun bahasa Bali, warisan leluhur, mengandung makna mendalam. Kearifan lokal, tercermin dalam pantun, memberikan pelajaran hidup. Nilai-nilai luhur, tersemat di setiap bait, menjadi pedoman.
23 Pantun Bahasa Bali yang Penuh Makna Kehidupan
Pantun bahasa Bali, atau yang sering disebut “pepatah”, bukan sekadar rangkaian kata-kata indah. Ia adalah cerminan filosofi hidup masyarakat Bali, sarat akan nasihat, petuah, dan nilai-nilai luhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Berikut adalah 23 contoh pantun bahasa Bali yang penuh makna, dilengkapi dengan terjemahan dan penjelasannya:
-
Pantun: “Ada bangsing misi melati, melati putih tanpa godong. Ada jegeg misi ati, ati suci tanpa borog.”
Terjemahan: “Ada seruling berisi melati, melati putih tanpa daun. Ada cantik berisi hati, hati suci tanpa noda.”
Makna: Kecantikan sejati bukan hanya dari penampilan luar, tetapi juga dari kebersihan hati dan budi pekerti.
-
Pantun: “Buah manggis kulitne tebel, isine putih manis rasane. Yen suba tresna dihati nyantel, kanti mati sing ngidang engsapang.”
Terjemahan: “Buah manggis kulitnya tebal, isinya putih manis rasanya. Kalau sudah cinta di hati melekat, sampai mati tak bisa melupakan.”
Makna: Cinta sejati akan membekas dalam hati selamanya.
-
Pantun: “Kija ja luas tetep eling, eling teken janji sane suba katiban. Kija ja luas tetep eling, eling teken raga sane lacur.”
Terjemahan: “Ke mana pun pergi tetap ingat, ingat akan janji yang sudah terucap. Ke mana pun pergi tetap ingat, ingat akan diri yang kekurangan.”
Makna: Pentingnya menepati janji dan selalu ingat diri sendiri, terutama saat berada di atas.
-
Pantun: “Melali-lali ke Kintamani, ngatonang danu Batur linggah. Sangkaning melajah antuk ati, dumadak gelis manggih kerahayuan.”
Terjemahan: “Bermain-main ke Kintamani, melihat danau Batur luas. Karena belajar dengan hati, semoga cepat mendapat kebahagiaan.”
Makna: Belajar dengan sungguh-sungguh akan membawa kebahagiaan.
-
Pantun: “Nandur padi di carik linggah, suba tumbuh lantas maurip. Yening ngelah tutur melah, hidup pasti lakar rahayu.”
Terjemahan: “Menanam padi di sawah luas, sudah tumbuh lalu hidup. Jika memiliki tutur (perkataan) baik, hidup pasti akan bahagia.”
Makna: Berkata baik akan membawa kebahagiaan dalam hidup.
-
Pantun: “Saking dura nampak galak, yening paekin nyak demen. Saking dura nampak jelek, yening paekin nyak demen.”
Terjemahan: “Dari luar tampak galak, jika didekati ternyata menyenangkan. Dari luar tampak jelek, jika didekati ternyata menyenangkan.”
Makna: Jangan menilai seseorang dari penampilan luarnya saja.
-
Pantun: “Tumbuh gedang di tengah alas, gedang mentah baange batan. Ngelah utang harus pelas, apang idup tusing katambetan.”
Terjemahan: “Tumbuh pisang di tengah hutan, pisang mentah untuk dimasak. Punya utang harus dibayar, agar hidup tidak kekurangan.”
Makna: Utang harus dibayar agar tidak menjadi beban dalam hidup.
-
Pantun: “Uli tuni ngantos jani, tresnan tiang tusing ja berubah. Uli tuni ngantos jani, sayang tiang tusing ja sudah.”
Terjemahan: “Dari dulu hingga sekarang, cintaku tidak berubah. Dari dulu hingga sekarang, sayangku tidak habis.”
Makna: Ungkapan cinta yang abadi.
-
Pantun: “Yen melali ke Tanah Lot, ingetang numbas kamen poleng. Yen dot idupne kenak lan bot, ingetang ngastawa ring Hyang Widhi Wasa.”
Terjemahan: “Jika bermain ke Tanah Lot, ingat membeli kamen poleng (kain kotak-kotak). Jika ingin hidup enak dan sehat, ingat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
Makna: Pentingnya berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesehatan.
-
Pantun: “Jalan-jalan ke Bedugul, ngatonang keindahan danu Beratan. Yening iraga dadi anak schul, harus rajin melajah lan berkorban.”
Terjemahan: “Jalan-jalan ke Bedugul, melihat keindahan danau Beratan. Jika kita menjadi anak sekolah, harus rajin belajar dan berkorban.”
Makna: Anak sekolah harus rajin belajar dan berkorban untuk meraih cita-cita.
-
Pantun: “Di Bali liu ada pura, purane gede tur megah. Yening iraga rajin ngaturang bakti, hidup pasti lakar bagia.”
Terjemahan: “Di Bali banyak pura, puranya besar dan megah. Jika kita rajin berbakti, hidup pasti akan bahagia.”
Makna: Berbakti kepada Tuhan akan membawa kebahagiaan.
-
Pantun: “Beli kopi di warung Made, kopine pait tanpa gula. Yening iraga suba pade, ingetang saling menghargai sesama.”
Terjemahan: “Beli kopi di warung Made, kopinya pahit tanpa gula. Jika kita sudah sama (sukses), ingat saling menghargai sesama.”
Makna: Saling menghargai sesama adalah kunci keharmonisan.
-
Pantun: “Ngoyong di Bali tusing ngerti basa Bali, rasane care ngoyong di dura negara. Ngoyong di Bali harus ngerti basa Bali, apang tusing kadi anak len.”
Terjemahan: “Tinggal di Bali tidak mengerti bahasa Bali, rasanya seperti tinggal di luar negeri. Tinggal di Bali harus mengerti bahasa Bali, agar tidak seperti orang asing.”
Makna: Pentingnya melestarikan bahasa daerah.
-
Pantun: “Meli jangan di peken Badung, jangan labu lan jangan bayem. Yening iraga suba ngelah gugu, ingetang ngajiang lan sayang.”
Terjemahan: “Beli sayur di pasar Badung, sayur labu dan sayur bayam. Jika kita sudah punya pacar, ingat menghargai dan menyayangi.”
Makna: Menghargai dan menyayangi pasangan adalah kunci hubungan yang langgeng.
-
Pantun: “Di Bali liu ada tari, tari pendet lan tari barong. Yening iraga suba ngelah janji, ingetang nepatin apang tusing bohong.”
Terjemahan: “Di Bali banyak tarian, tari pendet dan tari barong. Jika kita sudah punya janji, ingat menepati agar tidak bohong.”
Makna: Menepati janji adalah cerminan integritas.
-
Pantun: “Nandur bunga di halaman, bungane mekar ngalub-alub. Yening iraga ngelah tujuan, harus perjuangkan apang tusing bubuh.”
Terjemahan: “Menanam bunga di halaman, bunganya mekar indah. Jika kita punya tujuan, harus diperjuangkan agar tidak gagal.”
Makna: Perjuangan adalah kunci meraih tujuan.
-
Pantun: “Meli tipat di Denpasar, tipat cantok lan tipat plecing. Yening iraga suba merasa kasar, ingetang ngalemesin apang tusing saling singgih.”
Terjemahan: “Beli tipat di Denpasar, tipat cantok dan tipat plecing. Jika kita sudah merasa kasar, ingat melembutkan agar tidak saling menyakiti.”
Makna: Melembutkan hati dan perkataan adalah kunci menjaga hubungan baik.
-
Pantun: “Di Bali liu ada pantai, pantaise indah tur bersih. Yening iraga suba ngelah nyali, harus berani ngadepin apang tusing ngalih.”
Terjemahan: “Di Bali banyak pantai, pantainya indah dan bersih. Jika kita sudah punya nyali, harus berani menghadapi agar tidak lari.”
Makna: Keberanian adalah kunci menghadapi tantangan.
-
Pantun: “Ngoyong di Bali harus ramah, ramah teken sesama manusia. Ngoyong di Bali harus lemah lembut, apang tusing ngelah musuh.”
Terjemahan: “Tinggal di Bali harus ramah, ramah kepada sesama manusia. Tinggal di Bali harus lemah lembut, agar tidak punya musuh.”
Makna: Keramahan dan kelembutan adalah kunci hidup harmonis.
Source: diedit.com
-
Pantun: “Meli baju di Kumbasari, bajune bagus tur modern. Yening iraga suba ngelah karier, harus kerja keras apang tusing katinggalan.”
Terjemahan: “Beli baju di Kumbasari, bajunya bagus dan modern. Jika kita sudah punya karier, harus kerja keras agar tidak ketinggalan.”
Makna: Kerja keras adalah kunci meraih kesuksesan dalam karier.
-
Pantun: “Nandur jagung di tegalan, jagunge tumbuh subur. Yening iraga suba ngelah keahlian, harus kembangkan apang tusing luntur.”
Terjemahan: “Menanam jagung di ladang, jagungnya tumbuh subur. Jika kita sudah punya keahlian, harus dikembangkan agar tidak hilang.”
Makna: Mengembangkan keahlian adalah kunci untuk meningkatkan kualitas diri.
-
Pantun: “Meli sate lilit di Jimbaran, satene enak tur pedas. Yening iraga suba ngelah tujuan, harus fokus apang tusing lepas.”
Terjemahan: “Beli sate lilit di Jimbaran, satenya enak dan pedas. Jika kita sudah punya tujuan, harus fokus agar tidak lepas.”
Makna: Fokus adalah kunci untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
-
Pantun: “Ngoyong di Bali harus sabar, sabar teken cobaan hidup. Ngoyong di Bali harus ikhlas, apang hidup tusing kerungsung.”
Terjemahan: “Tinggal di Bali harus sabar, sabar dengan cobaan hidup. Tinggal di Bali harus ikhlas, agar hidup tidak kacau.”
Makna: Kesabaran dan keikhlasan adalah kunci untuk menjalani hidup dengan tenang.
Pantun-pantun ini hanyalah sebagian kecil dari kekayaan budaya Bali. Dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya, kita dapat belajar banyak tentang nilai-nilai kehidupan yang luhur dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal ini patut kita lestarikan agar tetap relevan bagi generasi mendatang.
Nah, itu dia 23 pantun bahasa Bali yang penuh makna kehidupan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang kekayaan budaya Indonesia, khususnya Bali. Terima kasih sudah membaca, jangan lupa mampir lagi ya untuk artikel-artikel menarik lainnya!