Kuttab DigitalPendidikan Dasar Anak Usia Dini

3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan

3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan – Banyuwangi, Jawa Timur, menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. Keberagaman budaya Banyuwangi tercermin dalam kearifan lokalnya. Pariwisata Banyuwangi terus berkembang. Pelestarian budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pengembangan ekonomi kreatif Banyuwangi juga didukung oleh kearifan lokal. Potensi wisata Banyuwangi sangat besar. Pemerintah Banyuwangi aktif mempromosikan budaya […]

0
1
3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan

3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan – Banyuwangi, Jawa Timur, menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. Keberagaman budaya Banyuwangi tercermin dalam kearifan lokalnya. Pariwisata Banyuwangi terus berkembang. Pelestarian budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pengembangan ekonomi kreatif Banyuwangi juga didukung oleh kearifan lokal.

Potensi wisata Banyuwangi sangat besar. Pemerintah Banyuwangi aktif mempromosikan budaya lokal. Keberlanjutan budaya Banyuwangi sangat penting. Artikel ini akan membahas tiga kearifan lokal Banyuwangi yang masih dilestarikan.

3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan

Banyuwangi, dengan pesona alamnya yang memukau dan sejarahnya yang kaya, juga menyimpan sejumlah kearifan lokal yang hingga kini masih lestari. Keberadaan kearifan lokal ini tidak hanya memperkaya khazanah budaya Indonesia, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan pariwisata daerah. Berikut ini tiga kearifan lokal Banyuwangi yang patut kita apresiasi dan lestarikan:

1. Kejawen dan Tradisi Sebaran, 3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan

Kejawen, sebagai sistem kepercayaan yang berakar pada ajaran Jawa, masih kuat dianut oleh sebagian masyarakat Banyuwangi. Kejawen bukan sekadar kepercayaan, tetapi juga merupakan sistem nilai dan filosofi hidup yang mengarahkan masyarakat pada kehidupan yang harmonis dengan alam dan sesama. Salah satu manifestasi Kejawen yang masih lestari adalah tradisi Sebaran. Tradisi Sebaran merupakan ritual yang dilakukan setiap tahun, biasanya menjelang bulan Ramadhan.

Ritual ini melibatkan seluruh masyarakat, dengan inti kegiatan berupa pemberian sedekah berupa makanan kepada masyarakat sekitar. Makanan yang diberikan beragam, mulai dari nasi, jajanan pasar, hingga hasil bumi. Sebaran bukan hanya sekadar berbagi makanan, tetapi juga merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan perwujudan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

3 Kearifan Lokal Banyuwangi yang Masih Dilestarikan

Source: co.id

Melalui tradisi Sebaran, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan tetap terjaga. Hal ini menunjukkan ketahanan budaya Banyuwangi dalam menghadapi modernisasi.

2. Seni Tari Gandrung

Tari Gandrung merupakan salah satu ikon kebudayaan Banyuwangi yang mendunia. Tari ini bukan sekadar tarian, tetapi juga merupakan representasi dari keindahan dan keanggunan wanita Banyuwangi. Gerakannya yang lembut dan ekspresif, diiringi musik gamelan yang khas, mampu memikat siapa pun yang menyaksikannya. Kostum yang dikenakan penari Gandrung juga sangat menarik, memperlihatkan keindahan seni tekstil lokal.

Selain itu, Tari Gandrung juga mencerminkan kearifan lokal Banyuwangi dalam hal seni pertunjukan. Tari Gandrung tidak hanya dipertunjukkan pada acara-acara khusus, tetapi juga dijadikan sebagai media untuk mengekspresikan rasa syukur, kegembiraan, dan juga duka.

Pelestarian Tari Gandrung dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pendidikan di sekolah-sekolah, hingga pertunjukan reguler di berbagai acara. Dengan demikian, Tari Gandrung terus berkembang dan tetap relevan di era modern.

3. Sistem Kepemimpinan Adat di Banyuwangi

Sistem kepemimpinan adat di Banyuwangi, yang berakar pada sistem kepemimpinan tradisional Jawa, masih berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Sistem ini bersifat hierarkis, dengan pemimpin adat yang memiliki wewenang dan kehormatan tinggi. Kepemimpinan adat tidak hanya berfokus pada aspek politik dan administrasi, tetapi juga pada aspek sosial, budaya, dan keagamaan.

Pemimpin adat berperan penting dalam memelihara kerukunan antar warga, menyelesaikan konflik, dan menjaga kelestarian budaya lokal. Sistem kepemimpinan adat ini menunjukkan kearifan lokal Banyuwangi dalam mengelola kehidupan masyarakat secara demokratis dan berkelanjutan.

Meskipun ada perkembangan sistem pemerintahan modern, sistem kepemimpinan adat masih dihormati dan dipercaya oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan ketahanan dan relevansi sistem kepemimpinan adat di Banyuwangi hingga saat ini.

Nah, itulah tiga kearifan lokal Banyuwangi yang masih dilestarikan. Semoga keberadaan kearifan lokal ini dapat terus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Jangan lupa untuk selalu mengunjungi Banyuwangi dan menyaksikan langsung keindahan dan kekayaan budayanya! Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya, ya!

E
WRITTEN BY

Emilo Dardak

Responses (0 )