4 Perbedaan Inflasi Demand-Pull dan Cost-Push yang Menarik untuk Diketahui – Inflasi sebagai fenomena ekonomi makro memengaruhi daya beli masyarakat. Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter memiliki target inflasi yang harus dijaga. Pemerintah juga turut berperan dalam mengendalikan laju inflasi. Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan inflasi yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Memahami Inflasi: Dua Jenis Utama yang Perlu Diketahui
Inflasi, secara sederhana, adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam suatu perekonomian. Kenaikan harga ini menggerus daya beli uang, yang berarti dengan jumlah uang yang sama, kita bisa membeli lebih sedikit barang dan jasa. Namun, inflasi bukanlah fenomena tunggal. Ada berbagai jenis inflasi, dan memahami perbedaan di antara mereka sangat penting untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat.
Dua jenis inflasi yang paling sering dibahas adalah inflasi
-demand-pull* dan inflasi
-cost-push*. Keduanya memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda, dan oleh karena itu, memerlukan pendekatan penanganan yang berbeda pula.

Source: numerade.com
4 Perbedaan Inflasi Demand-Pull dan Cost-Push yang Menarik untuk Diketahui
Meskipun keduanya menghasilkan kenaikan harga, inflasi
-demand-pull* dan
-cost-push* memiliki akar penyebab yang berbeda. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi para ekonom, pembuat kebijakan, dan bahkan masyarakat umum untuk memahami dinamika ekonomi dan implikasinya terhadap kehidupan sehari-hari. Berikut adalah empat perbedaan utama antara inflasi
-demand-pull* dan
-cost-push*:
-
Penyebab Utama
Perbedaan paling mendasar terletak pada penyebab utama inflasi itu sendiri.
- Inflasi
-Demand-Pull*: Inflasi jenis ini terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan) dalam suatu perekonomian melebihi penawaran agregat (total penawaran) yang tersedia. Bayangkan sebuah pasar di mana semua orang ingin membeli barang yang sama, tetapi jumlah barang tersebut terbatas. Akibatnya, penjual dapat menaikkan harga karena mereka tahu bahwa pembeli tetap akan bersedia membayar. Peningkatan permintaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti peningkatan pengeluaran pemerintah, peningkatan kepercayaan konsumen yang mendorong belanja lebih banyak, atau peningkatan ekspor.Secara sederhana,
-demand-pull* terjadi karena “terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang.” - Inflasi
-Cost-Push*: Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat. Peningkatan biaya ini kemudian diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Biaya produksi bisa meningkat karena berbagai faktor, seperti kenaikan harga bahan baku (misalnya, minyak mentah), kenaikan upah tenaga kerja, atau peningkatan pajak. Dalam skenario ini, perusahaan menaikkan harga untuk mempertahankan margin keuntungan mereka, yang pada akhirnya menyebabkan inflasi.Jadi,
-cost-push* terjadi karena “biaya produksi mendorong harga naik.”
- Inflasi
-
Dampak pada Output dan Pengangguran
Selain penyebabnya, inflasi
-demand-pull* dan
-cost-push* juga memiliki dampak yang berbeda pada output (produksi) dan tingkat pengangguran.- Inflasi
-Demand-Pull*: Dalam jangka pendek, inflasi
-demand-pull* seringkali disertai dengan peningkatan output dan penurunan pengangguran. Ketika permintaan meningkat, perusahaan cenderung meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan tersebut. Peningkatan produksi ini membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, sehingga menurunkan tingkat pengangguran. Namun, jika permintaan terus meningkat tanpa diimbangi dengan peningkatan penawaran, inflasi dapat menjadi tidak terkendali dan justru merugikan perekonomian dalam jangka panjang. - Inflasi
-Cost-Push*: Inflasi
-cost-push* cenderung berdampak negatif pada output dan pengangguran. Ketika biaya produksi meningkat, perusahaan mungkin mengurangi produksi untuk mengurangi biaya. Pengurangan produksi ini dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga meningkatkan tingkat pengangguran. Selain itu, inflasi
-cost-push* dapat mengurangi daya saing perusahaan di pasar internasional, karena harga produk mereka menjadi lebih mahal dibandingkan dengan produk dari negara lain.
- Inflasi
-
Kebijakan Penanganan yang Tepat
Karena penyebab dan dampaknya berbeda, inflasi
-demand-pull* dan
-cost-push* memerlukan kebijakan penanganan yang berbeda pula.- Inflasi
-Demand-Pull*: Kebijakan yang tepat untuk mengatasi inflasi
-demand-pull* adalah kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi permintaan agregat. Bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi pinjaman dan belanja, sementara pemerintah dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak. Kebijakan-kebijakan ini akan membantu mendinginkan perekonomian dan mengurangi tekanan inflasi. - Inflasi
-Cost-Push*: Menangani inflasi
-cost-push* lebih rumit karena tidak selalu efektif untuk hanya mengurangi permintaan. Kebijakan yang dapat diambil antara lain adalah:- Mengendalikan Biaya Produksi: Pemerintah dapat berupaya untuk menstabilkan harga bahan baku, misalnya dengan memberikan subsidi atau menerapkan kebijakan harga.
- Meningkatkan Produktivitas: Peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat membantu mengurangi biaya produksi per unit.
- Kebijakan Pendapatan: Pemerintah dapat mencoba untuk mengendalikan upah dan harga melalui negosiasi dengan serikat pekerja dan perusahaan. Namun, kebijakan ini seringkali sulit untuk diterapkan.
- Inflasi
-
Contoh Nyata: 4 Perbedaan Inflasi Demand-Pull Dan Cost-Push Yang Menarik Untuk Diketahui
Memahami contoh nyata dapat membantu memperjelas perbedaan antara inflasi
-demand-pull* dan
-cost-push*.- Inflasi
-Demand-Pull*: Peningkatan pengeluaran pemerintah secara besar-besaran untuk proyek infrastruktur tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi dapat menyebabkan inflasi
-demand-pull*. Ketika pemerintah membelanjakan lebih banyak uang, permintaan agregat meningkat, yang pada akhirnya mendorong harga naik. - Inflasi
-Cost-Push*: Kenaikan harga minyak mentah secara tiba-tiba dapat menyebabkan inflasi
-cost-push*. Minyak mentah merupakan bahan baku penting untuk berbagai industri, sehingga kenaikan harganya akan meningkatkan biaya produksi dan mendorong perusahaan untuk menaikkan harga jual produk mereka.
- Inflasi
Karakteristik | Inflasi Demand-Pull | Inflasi Cost-Push |
---|---|---|
Penyebab Utama | Kelebihan permintaan agregat | Kenaikan biaya produksi |
Dampak pada Output | Peningkatan (jangka pendek) | Penurunan |
Dampak pada Pengangguran | Penurunan (jangka pendek) | Peningkatan |
Kebijakan Penanganan | Mengurangi permintaan agregat | Mengendalikan biaya produksi, meningkatkan produktivitas |
Contoh | Peningkatan pengeluaran pemerintah | Kenaikan harga minyak mentah |
Dengan memahami perbedaan antara inflasi
-demand-pull* dan
-cost-push*, kita dapat lebih memahami dinamika inflasi dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat. Pemahaman ini sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang efektif dan menjaga stabilitas harga.
Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai! Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang ekonomi. Jangan ragu untuk berkunjung kembali nanti untuk artikel-artikel menarik lainnya. Sampai jumpa!