Kuttab DigitalPendidikan Dasar Anak Usia Dini

5 Contoh Kemiskinan Relatif Beserta Penjelasannya

5 contoh kemiskinan relatif beserta penjelasannya – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan tren penurunan. Tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan. Data kemiskinan relatif, meski menurun, tetap menjadi perhatian. 5 Contoh Kemiskinan Relatif Beserta Penjelasannya Kemiskinan relatif, berbeda dengan kemiskinan absolut, tidak berfokus pada kekurangan kebutuhan dasar […]

0
1

5 contoh kemiskinan relatif beserta penjelasannya – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan tren penurunan. Tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan. Data kemiskinan relatif, meski menurun, tetap menjadi perhatian.

5 Contoh Kemiskinan Relatif Beserta Penjelasannya

Kemiskinan relatif, berbeda dengan kemiskinan absolut, tidak berfokus pada kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kemiskinan relatif lebih menekankan pada kesenjangan pendapatan dan standar hidup seseorang dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Seseorang dianggap miskin relatif jika pendapatan dan standar hidupnya jauh lebih rendah daripada rata-rata masyarakat di sekitarnya. Kondisi ini bisa terjadi meskipun individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

Berikut lima contoh kemiskinan relatif yang dapat kita amati di sekitar kita:

1. Keluarga dengan Penghasilan di Bawah Rata-rata di Perumahan Elite, 5 contoh kemiskinan relatif beserta penjelasannya

Bayangkan sebuah keluarga dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan tinggal di perumahan elit dengan harga rumah rata-rata Rp 5 miliar. Meskipun penghasilan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan pendidikan anak, mereka tetap bisa dikategorikan miskin relatif. Mengapa? Karena pendapatan mereka jauh di bawah rata-rata penghuni perumahan tersebut, yang kemungkinan besar memiliki penghasilan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan.

Keluarga ini mungkin mengalami kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan mereka, merasa terpinggirkan, dan mengalami tekanan psikologis karena perbedaan ekonomi yang signifikan.

2. Guru Honorer di Kota Besar

Seorang guru honorer yang mengajar di sekolah swasta di kota besar dengan gaji Rp 2 juta per bulan dapat menjadi contoh lain kemiskinan relatif. Meskipun ia mampu memenuhi kebutuhan dasar, gajinya jauh lebih rendah daripada rata-rata penghasilan masyarakat di kota tersebut, yang mungkin mencapai angka Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Ia mungkin kesulitan untuk menyisihkan uang untuk tabungan, berinvestasi, atau menikmati fasilitas umum seperti rekreasi dan hiburan.

Ia juga mungkin merasa terbebani oleh biaya hidup yang tinggi di kota besar, membuatnya merasa kurang sejahtera dibandingkan dengan rekan-rekannya yang berpenghasilan lebih tinggi.

3. Petani Sukses di Desa dengan Pendapatan di Bawah Rata-rata Daerah Perkotaan

Seorang petani sukses di desa dengan penghasilan Rp 10 juta per bulan mungkin tampak sejahtera di desanya. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata penghasilan masyarakat di kota besar, penghasilannya bisa dianggap relatif rendah. Ia mungkin merasa kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik di kota, atau berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang lebih luas.

Perbedaan pendapatan yang signifikan dengan masyarakat perkotaan dapat membuatnya merasa kurang sejahtera dan mengalami keterbatasan akses terhadap berbagai peluang.

4. Karyawan Swasta dengan Gaji Pas-pasan di Kawasan Perkantoran Mewah

Seorang karyawan swasta dengan gaji Rp 4 juta per bulan yang bekerja di kawasan perkantoran mewah di Jakarta bisa menjadi contoh kemiskinan relatif. Meskipun mampu memenuhi kebutuhan pokok, gajinya jauh di bawah rata-rata gaji karyawan di perusahaan-perusahaan besar di kawasan tersebut, yang mungkin mencapai angka Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per bulan. Ia mungkin merasa tertekan karena perbedaan pendapatan yang signifikan dengan rekan kerjanya, kesulitan untuk memenuhi gaya hidup yang umum di lingkungan kerjanya, dan merasa kurang mampu bersaing dalam hal akses terhadap sumber daya dan peluang.

5. Keluarga dengan Satu Penghasilan di Perumahan Kelas Menengah

Sebuah keluarga dengan satu penghasilan Rp 7 juta per bulan di perumahan kelas menengah bisa juga mengalami kemiskinan relatif, terutama jika mereka memiliki banyak tanggungan, seperti anak-anak yang sedang bersekolah atau orang tua yang membutuhkan perawatan. Meskipun penghasilan mereka tergolong cukup di beberapa daerah, dibandingkan dengan keluarga lain di lingkungan mereka yang memiliki dua penghasilan atau penghasilan yang lebih tinggi, mereka mungkin merasa kesulitan untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan keluarga.

Mereka mungkin harus mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang dianggap kurang penting, menunda pembelian barang-barang tertentu, atau merasa terbebani secara finansial.

Tabel berikut merangkum kelima contoh kemiskinan relatif tersebut:

Contoh Penghasilan Alasan Kemiskinan Relatif
Keluarga di Perumahan Elite Rp 5 juta/bulan Jauh di bawah rata-rata penghasilan penghuni perumahan
Guru Honorer di Kota Besar Rp 2 juta/bulan Jauh di bawah rata-rata penghasilan masyarakat kota besar
Petani Sukses di Desa Rp 10 juta/bulan Rendah dibandingkan rata-rata penghasilan masyarakat perkotaan
Karyawan Swasta di Kawasan Mewah Rp 4 juta/bulan Jauh di bawah rata-rata gaji karyawan di kawasan tersebut
Keluarga Satu Penghasilan di Perumahan Menengah Rp 7 juta/bulan Rendah dibandingkan keluarga lain di lingkungan yang memiliki dua penghasilan atau penghasilan lebih tinggi

Memahami kemiskinan relatif penting untuk merumuskan kebijakan sosial yang lebih tepat sasaran. Bukan hanya soal memenuhi kebutuhan dasar, tapi juga soal kesetaraan dan pemerataan kesejahteraan. Semoga uraian di atas memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep ini.

Nah, sampai di sini dulu pembahasan kita tentang kemiskinan relatif. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!

B
WRITTEN BY

Budi Susilo

Responses (0 )