8 contoh penyimpangan nilai pancasila dalam keseharian – Data BPS menunjukkan peningkatan kasus korupsi. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) mencatat rendahnya kepatuhan hukum. Survei opini publik mengungkap merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kehidupan sehari-hari mencerminkan pelanggaran nilai-nilai Pancasila.
8 Contoh Penyimpangan Nilai Pancasila dalam Keseharian
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Kelima sila tersebut—Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia—seharusnya menjadi acuan dalam setiap tindakan dan perilaku warga negara. Namun, kenyataannya, banyak penyimpangan nilai Pancasila yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut delapan contohnya:
1. Intoleransi Beragama (Melawan Sila Pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa)
Indonesia dikenal dengan keberagaman agama dan kepercayaan. Namun, intoleransi masih sering terjadi. Contohnya, penolakan pembangunan tempat ibadah, pelecehan terhadap simbol agama lain, dan perundungan terhadap kelompok minoritas agama. Sikap ini bertentangan dengan sila pertama Pancasila yang menekankan ketuhanan dan kebebasan beragama.
2. Diskriminasi dan Perlakuan Tidak Adil (Melawan Sila Kedua
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Perlakuan tidak adil dan diskriminasi masih merajalela di berbagai bidang. Diskriminasi berdasarkan agama, suku, ras, jenis kelamin, dan status sosial masih sering terjadi. Contohnya, kesulitan akses pendidikan dan pekerjaan bagi kelompok tertentu, perundungan (bullying), dan pelecehan seksual.
Hal ini merupakan pelanggaran terhadap sila kedua Pancasila yang mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Perpecahan dan Konflik Antar-Golongan (Melawan Sila Ketiga
Persatuan Indonesia)
Perbedaan pendapat dan pandangan politik seringkali memicu perpecahan dan konflik antar-golongan. Penyebaran berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian di media sosial semakin memperkeruh situasi. Sikap individualistis dan egois juga memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Perilaku ini bertentangan dengan sila ketiga Pancasila yang menekankan pentingnya persatuan Indonesia.
4. Kurangnya Partisipasi Politik dan Demokrasi (Melawan Sila Keempat
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan)
Partisipasi politik yang rendah dan apatisme masyarakat menunjukkan lemahnya pengamalan sila keempat Pancasila. Kurangnya keikutsertaan dalam proses demokrasi, seperti pemilihan umum dan musyawarah desa, menunjukkan kurang pedulinya warga negara terhadap nasib bangsa dan negara.
Apalagi jika dibarengi dengan kecenderungan mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.
5. Korupsi dan KKN (Melawan Sila Kelima
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) merupakan bentuk penyimpangan nilai Pancasila yang sangat merugikan masyarakat. KKN mengakibatkan ketidakadilan dalam pembagian sumber daya dan peluang. Korupsi juga menghalangi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam sila kelima Pancasila.
6. Merajalelanya Praktik Money Politics (Melawan Sila Keempat
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan)
Praktik money politics dalam pemilu dan pemilihan kepala daerah merupakan bentuk penyimpangan nilai Pancasila yang cukup serius. Uang digunakan untuk mempengaruhi pemilih dan mengalahkan kandidat lain yang mungkin lebih berkualitas.
Hal ini menunjukkan lemahnya nilai-nilai demokrasi dan musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.
7. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) (Melawan Sila Kedua
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Pelanggaran HAM masih sering terjadi di Indonesia. Contohnya, penyiksaan, penghilangan paksa, dan pembunuhan tanpa proses hukum yang adil. Perilaku ini merupakan pelanggaran berat terhadap kemanusiaan dan bertentangan dengan sila kedua Pancasila.
8. Individualisme dan Kurangnya Rasa Empati (Melawan Sila Kelima
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Meningkatnya individualisme di masyarakat menunjukkan kurangnya rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Sikap ini bertentangan dengan sila kelima Pancasila yang mengajarkan pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nah, itulah delapan contoh penyimpangan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua dapat lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!
Responses (0 )