50 Kata-Kata Mutiara Bahasa Arab yang Menyentuh Hati – Bahasa Arab, sebagai bahasa Al-Quran, memiliki kedalaman makna dan keindahan tersendiri. Kata-kata mutiara dalam Bahasa Arab, atau yang sering disebut
-hikmah*, menyimpan nilai-nilai kebijaksanaan yang relevan sepanjang zaman. Kompas.com menyajikan rangkuman 50 kata-kata mutiara Bahasa Arab yang menyentuh hati, sebagai inspirasi dan refleksi diri. Hikmah tersebut, bersumber dari berbagai tokoh dan literatur klasik, menawarkan perspektif baru tentang kehidupan, cinta, persahabatan, dan spiritualitas.
Nilai-nilai ini diharapkan mampu memberikan pencerahan bagi pembaca dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
50 Kata-Kata Mutiara Bahasa Arab yang Menyentuh Hati: Inspirasi dan Refleksi
Kata-kata mutiara Bahasa Arab, atau
-hikmah*, bukan sekadar rangkaian huruf yang indah. Lebih dari itu, ia adalah intisari pengalaman, kebijaksanaan, dan pemahaman mendalam tentang kehidupan. Rangkaian kata ini seringkali mengandung pesan moral, nasihat bijak, dan motivasi yang dapat membangkitkan semangat dan memberikan arah dalam menjalani kehidupan. Berikut adalah 50 kata-kata mutiara Bahasa Arab yang menyentuh hati, beserta maknanya:
- “Man jadda wajada.” (من جد وجد)
Barang siapa bersungguh-sungguh, dia akan berhasil.
- “Man zara’a hasada.” (من زرع حصد)
Barang siapa menanam, dia akan menuai.
- “As-shobru miftahul faraj.” (الصبر مفتاح الفرج)
Kesabaran adalah kunci kebahagiaan.
- “Al-‘ilmu nurun.” (العلم نور)
Ilmu adalah cahaya.
- “Al-‘aqlu salimun fil jismi salim.” (العقل السليم في الجسم السليم)
Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat.
- “Khairu jalisin fil zaman kitaabun.” (خير جليس في الزمان كتاب)
Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku.
- “La tahzan innallaha ma’ana.” (لا تحزن إن الله معنا)
Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.
- “Ad-dunya mazra’atul akhirah.” (الدنيا مزرعة الآخرة)
Dunia adalah ladang akhirat.
- “Al-waqtu atsmanu minadz dzahab.” (الوقت أثمن من الذهب)
Waktu lebih berharga daripada emas.
- “Izaa tammal ‘aqlu qollal kalaam.” (إذا تم العقل قل الكلام)
Apabila akal seseorang telah sempurna, maka sedikitlah bicaranya.
- “Laa tahtaqir man dunaka, fa likulli syai’in maziyyatun.” (لا تحتقر من دونك، فلكل شيء مزية)
Jangan meremehkan orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu memiliki kelebihan.
- “Al-ittihadu asasun najaah.” (الاتحاد أساس النجاح)
Persatuan adalah fondasi keberhasilan.
- “Qilatul ‘aqlu tusawwifu.” (قلة العقل تسوف)
Sedikitnya akal membuat seseorang menunda-nunda.
- “At-ta’akhkhuru fil ‘amali yu’addi ilal kasali.” (التأخر في العمل يؤدي إلى الكسل)
Menunda-nunda pekerjaan akan menyebabkan kemalasan.
- “Al-ghinau bil qana’ati khairun minal ghinau bil kasrati.” (الغنى بالقناعة خير من الغنى بالكثرة)
Kaya dengan merasa cukup lebih baik daripada kaya dengan banyak harta.
- “Laa taghdhab wa laka al-jannah.” (لا تغضب ولك الجنة)
Jangan marah, maka bagimu surga.
- “Al-waladu sirru abihi.” (الولد سر أبيه)
Anak adalah rahasia ayahnya.
- “Uthlubil ‘ilma minal mahdi ilal lahdi.” (اطلب العلم من المهد إلى اللحد)
Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.
- “Man lam yasykurin nas la yasykurillah.” (من لم يشكر الناس لا يشكر الله)
Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.
- “Al-jar qabla ad-dar.” (الجار قبل الدار)
Tetangga sebelum rumah.
- “La yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhihi maa yuhibbu li nafsihi.” (لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه)
Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
- “Al-waktu sayf.” (الوقت سيف)
Waktu adalah pedang.
- “Al-fursatu tamurru marra as-sahab.” (الفرصة تمر مر السحاب)
Kesempatan berlalu seperti awan.
- “As-salatu ‘imaduddin.” (الصلاة عماد الدين)
Shalat adalah tiang agama.
- “Addinu an-nasihah.” (الدين النصيحة)
Agama adalah nasihat.
- “La tudhir qabla an tasta’mira.” (لا تضر قبل أن تستعمر)
Jangan menghukum sebelum menyelidiki.
- “Al-hukmu bil ‘adl asasul mulk.” (الحكم بالعدل أساس الملك)
Hukum yang adil adalah fondasi kerajaan.
- “Al-kalimatu tayyibatun shadaqah.” (الكلمة الطيبة صدقة)
Ucapan yang baik adalah sedekah.
- “Al-yaumu khamrun wa ghadan amrun.” (اليوم خمر وغدا أمر)
Hari ini adalah minuman keras, dan esok adalah perintah.
- “Idzaa kunta fii kulli umurim mu’attiban shadiqaka, falam talqa alladzi laa ta’attibuhu.” (إذا كنت في كل الأمور معاتبا صديقك، فلم تلق الذي لا تعاتبه)
Jika dalam setiap urusan engkau mencela temanmu, maka engkau tidak akan menemukan orang yang tidak engkau cela.
- “Laa taj’alillah akdarannadzirin ilaika.” (لا تجعل الله أهون الناظرين إليك)
Jangan jadikan Allah sebagai yang paling ringan penglihatannya terhadapmu.
- “Inna ma’al ‘usri yusran.” (إن مع العسر يسرا)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
- “Khairun nasi anfa’uhum linnas.” (خير الناس أنفعهم للناس)
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
- “Man ahabba syaian katsura dzikruhu.” (من أحب شيئا كثر ذكره)
Barang siapa mencintai sesuatu, maka ia akan sering menyebutnya.
- “Al-bukhalu yuqarribu al-faqra.” (البخل يقرب الفقر)
Kekikiran mendekatkan kepada kemiskinan.
- “Al-hilmu siadatun.” (الحلم سيادة)
Kesabaran adalah kepemimpinan.
- “Al-adabu fauqal ‘ilmi.” (الأدب فوق العلم)
Adab lebih tinggi daripada ilmu.
- “Al-istiqomatu khairun min alfi karomah.” (الاستقامة خير من ألف كرامة)
Istiqomah lebih baik daripada seribu karomah.
- “Al-jahlu mautul ahya’.” (الجهل موت الأحياء)
Kebodohan adalah kematian bagi orang yang hidup.
- “Al-qowlu bilamaa laa ya’niyu isrof.” (القول بما لا يعني إسراف)
Berbicara tentang hal yang tidak bermanfaat adalah pemborosan.
- “Al-ghadabu junun.” (الغضب جنون)
Marah itu gila.
- “Al-hasadu ya’kulul hasanat kama ta’kulun narul hatab.” (الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب)
Hasad (dengki) memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
- “Al-hayau min al-iman.” (الحياء من الإيمان)
Malu adalah sebagian dari iman.
- “As-shihhatu taajul ‘alar ru’usil asihha’ laa yarahul illal mardho.” (الصحة تاج على رؤوس الأصحاء لا يراه إلا المرضى)
Kesehatan adalah mahkota di atas kepala orang-orang sehat, tidak ada yang melihatnya kecuali orang-orang sakit.
- “Laa ta’jalu birroddi fal istima’u ahsanul jawab.” (لا تعجل بالرد فالاستماع أحسن الجواب)
Jangan terburu-buru menjawab, karena mendengarkan adalah jawaban yang lebih baik.
- “Man kana lillahi kana allahu lahu.” (من كان لله كان الله له)
Barang siapa karena Allah, maka Allah akan bersamanya.
- “Laa tudharrib bi nafsihi ‘an ma’siyyatillah.” (لا تضارب بنفسه عن معصية الله)
Jangan membahayakan dirimu sendiri karena kemaksiatan kepada Allah.
- “Al-faqru fil wathani ghurbatun.” (الفقر في الوطن غربة)
Kemiskinan di tanah air adalah keterasingan.
Makna: Ketekunan dan kerja keras adalah kunci utama meraih kesuksesan. Tidak ada hasil yang instan, semua membutuhkan proses dan usaha yang gigih.
Makna: Apa yang kita lakukan, baik atau buruk, akan kembali kepada kita. Setiap tindakan memiliki konsekuensi.
Makna: Dalam menghadapi kesulitan, kesabaran adalah kunci untuk menemukan solusi dan meraih kebahagiaan.
Makna: Ilmu pengetahuan menerangi jalan hidup, membimbing kita dari kegelapan menuju kebenaran.
Makna: Kesehatan fisik dan mental saling berkaitan. Jaga keduanya agar hidup seimbang.
Makna: Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan inspirasi yang tak pernah habis.
Makna: Dalam setiap kesulitan, ingatlah bahwa Allah selalu ada bersama kita.
Makna: Apa yang kita lakukan di dunia akan menentukan nasib kita di akhirat.
Makna: Waktu adalah sumber daya yang sangat berharga dan tidak dapat digantikan. Manfaatkan waktu sebaik mungkin.
Makna: Orang yang bijaksana lebih banyak berpikir dan bertindak daripada berbicara.
Makna: Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan merendahkan orang lain.
Makna: Dengan bersatu, kita dapat mencapai tujuan yang lebih besar.
Makna: Orang yang kurang bijaksana cenderung menunda-nunda pekerjaan.
Makna: Hindari menunda-nunda pekerjaan agar tidak menjadi malas.
Makna: Kebahagiaan sejati terletak pada rasa syukur dan kecukupan, bukan pada banyaknya harta.
Makna: Mengendalikan amarah adalah salah satu jalan menuju surga.
Makna: Anak mewarisi sifat dan karakter dari orang tuanya.
Makna: Belajar adalah proses seumur hidup. Jangan pernah berhenti mencari ilmu.
Makna: Berterima kasih kepada sesama manusia adalah wujud syukur kita kepada Allah.
Makna: Pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga.

Source: islamicinfocenter.com
Makna: Pentingnya mencintai dan menyayangi sesama manusia.
Makna: Waktu bisa menjadi keuntungan atau kerugian, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya.
Makna: Jangan sia-siakan kesempatan yang datang, karena ia tidak akan datang dua kali.

Source: co.in
Makna: Shalat adalah fondasi utama dalam agama Islam.
Makna: Agama mengajarkan kita untuk saling menasihati dalam kebaikan.
Makna: Sebelum mengambil tindakan, pastikan kita telah memiliki informasi yang lengkap dan akurat.
Makna: Keadilan adalah kunci kemakmuran dan stabilitas suatu negara.
Makna: Berbicara dengan sopan dan ramah adalah bentuk sedekah yang mudah dilakukan.
Makna: Nikmati hari ini, tetapi jangan lupakan tanggung jawab di masa depan.

Source: islamicinfocenter.com
Makna: Jangan terlalu sering mencela temanmu, karena tidak ada manusia yang sempurna.
Makna: Selalu ingat bahwa Allah selalu mengawasi kita.
Makna: Setiap kesulitan pasti akan ada jalan keluarnya.
Makna: Jadilah orang yang bermanfaat bagi sesama.
Makna: Apa yang kita cintai akan selalu kita ingat dan sebut.
Makna: Bersikap dermawan akan menjauhkan kita dari kemiskinan.
Makna: Orang yang sabar memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Makna: Akhlak dan adab lebih penting daripada sekadar ilmu pengetahuan.
Makna: Konsisten dalam beribadah dan berbuat baik lebih utama daripada memiliki karomah.
Makna: Orang yang bodoh sama seperti orang yang mati.
Makna: Hindari berbicara tentang hal-hal yang tidak penting.
Makna: Orang yang marah tidak dapat berpikir jernih.
Makna: Hindari sifat dengki, karena dapat menghapus pahala kebaikan kita.
Makna: Rasa malu untuk berbuat dosa adalah tanda keimanan.
Makna: Hargai kesehatan selagi kita masih sehat.
Makna: Sebelum memberikan jawaban, dengarkan dan pahami terlebih dahulu.
Makna: Jika kita melakukan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menolong kita.
Makna: Jauhi perbuatan dosa yang dapat membahayakan diri sendiri.
Makna: Kemiskinan membuat seseorang merasa terasing di negerinya sendiri.
Kata-kata mutiara ini hanyalah sebagian kecil dari kekayaan hikmah yang terkandung dalam Bahasa Arab. Semoga dengan merenungkan makna-makna tersebut, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi Anda. Terima kasih sudah membaca sampai akhir! Jangan lupa untuk kembali lagi nanti, karena kami akan terus menyajikan artikel-artikel menarik dan informatif lainnya. Sampai jumpa!