Table of Contents

Apa Itu Galungan? Ini Penjelasan dan Tradisinya – Masyarakat Hindu di Bali merayakan Galungan sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma.

Perayaan ini memperingati terciptanya alam semesta dan seluruh isinya.

Umat Hindu melaksanakan serangkaian upacara dan tradisi untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan.

Galungan jatuh setiap 210 hari sekali menurut kalender Saka Bali.

Apa Itu Galungan? Ini Penjelasan dan Tradisinya

Galungan adalah hari raya penting bagi umat Hindu di Bali. Hari ini memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Secara filosofis, Galungan merupakan momentum untuk merenungkan dan meningkatkan kualitas diri agar senantiasa berada di jalan kebenaran. Perayaan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga sarana introspeksi diri untuk memerangi hawa nafsu dan perilaku negatif yang ada dalam diri manusia.

Makna Filosofis Galungan

Secara mendalam, Galungan memiliki makna yang sangat luas. Berikut beberapa aspek penting yang terkandung di dalamnya:

Kuningan galungan holidays magazine

Source: balipedia.com

  • Kemenangan Dharma atas Adharma: Inti dari Galungan adalah merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Ini adalah pengingat abadi bahwa kebenaran akan selalu menang pada akhirnya.
  • Peningkatan Diri: Galungan mendorong umat Hindu untuk melakukan introspeksi diri dan berusaha meningkatkan kualitas spiritual mereka. Ini adalah waktu untuk merenungkan tindakan masa lalu dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik di masa depan.
  • Harmoni: Galungan juga merupakan waktu untuk mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas. Perayaan ini menekankan pentingnya harmoni dan persatuan dalam masyarakat.
  • Penghormatan Leluhur: Umat Hindu menghormati para leluhur mereka selama Galungan. Mereka percaya bahwa leluhur mereka hadir untuk memberkati dan membimbing mereka.

Perhitungan Hari Galungan

Penentuan hari Galungan menggunakan perhitungan kalender Saka Bali. Hari Galungan jatuh setiap 210 hari sekali, tepatnya pada hari Anggara (Selasa) Kliwon wuku Dungulan. Perhitungan ini melibatkan kombinasi unsur-unsur astrologi dan kosmologi Bali yang kompleks.

Rangkaian Upacara dan Tradisi Galungan

Perayaan Galungan melibatkan serangkaian upacara dan tradisi yang kaya dan beragam. Persiapan dimulai jauh sebelum hari Galungan itu sendiri. Berikut beberapa tahapan penting dalam rangkaian perayaan Galungan:

Galungan kuningan celebrated

Source: balipedia.com

  1. Tumpek Wariga (Tumpek Uduh):

    25 hari sebelum Galungan, umat Hindu merayakan Tumpek Wariga. Pada hari ini, mereka menghormati tumbuh-tumbuhan sebagai sumber kehidupan. Pohon-pohon diberi sesajen dan diperlakukan dengan hormat sebagai ungkapan syukur atas karunia alam.

  2. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali:

    Sugihan Jawa dirayakan tiga hari sebelum Galungan, sedangkan Sugihan Bali dirayakan dua hari sebelum Galungan. Sugihan Jawa adalah hari untuk membersihkan diri secara lahir dan batin. Sugihan Bali adalah hari untuk membersihkan benda-benda sakral dan tempat suci.

  3. Penyekeban:

    Penyekeban dilakukan tiga hari sebelum Galungan. Pada hari ini, umat Hindu mulai “menyekeb” diri, yaitu mengurangi kegiatan duniawi dan lebih fokus pada persiapan spiritual.

  4. Penyajaan:

    Penyajaan dilakukan dua hari sebelum Galungan. Pada hari ini, umat Hindu mulai membuat jaja (kue tradisional) sebagai persembahan.

  5. Penampahan Galungan:

    Penampahan Galungan dilakukan sehari sebelum Galungan. Pada hari ini, umat Hindu menyembelih hewan kurban, seperti babi atau ayam, sebagai persembahan. Daging hewan kurban kemudian diolah menjadi berbagai hidangan lezat untuk dinikmati bersama keluarga.

  6. Hari Galungan:

    Pada hari Galungan, umat Hindu bersembahyang di pura (tempat ibadah) untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan. Mereka juga mengunjungi keluarga dan teman untuk bersilaturahmi dan berbagi kebahagiaan. Rumah-rumah dihiasi dengan penjor, yaitu bambu tinggi yang dihias dengan janur (daun kelapa muda) dan berbagai persembahan.

    Apa Itu Galungan? Ini Penjelasan dan Tradisinya

    Source: diving-indo.com

  7. Manis Galungan:

    Sehari setelah Galungan disebut Manis Galungan. Pada hari ini, umat Hindu bersukacita dan mengunjungi tempat-tempat rekreasi bersama keluarga dan teman.

  8. Umanis Galungan:

    Beberapa hari setelah Galungan, terdapat hari Umanis Galungan. Umat Hindu biasanya melakukan kunjungan ke keluarga yang lebih tua atau sesepuh untuk meminta restu.

  9. Pemaridan Guru:

    Beberapa hari setelah Galungan, umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan. Persembahyangan ini dilakukan di merajan (tempat suci keluarga).

  10. Penyekeban:

    Setelah beberapa hari, terdapat hari Penyekeban. Pada hari ini, umat Hindu kembali melakukan persiapan spiritual dan merenungkan makna Galungan.

  11. Penyajaan:

    Setelah Penyekeban, terdapat hari Penyajaan. Pada hari ini, umat Hindu kembali mempersiapkan persembahan untuk hari berikutnya.

  12. Penampahan Kuningan:

    Penampahan Kuningan dilakukan sehari sebelum Kuningan. Sama seperti Penampahan Galungan, pada hari ini umat Hindu menyembelih hewan kurban.

  13. Hari Raya Kuningan:

    Sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu merayakan Kuningan. Pada hari ini, umat Hindu percaya bahwa para dewa dan leluhur kembali ke alam spiritual. Umat Hindu memberikan persembahan kepada para dewa dan leluhur sebagai ungkapan terima kasih atas berkat dan perlindungan yang telah diberikan.

Penjor: Simbol Kemenangan Dharma, Apa Itu Galungan? Ini Penjelasan dan Tradisinya

Salah satu ciri khas perayaan Galungan adalah penjor. Penjor adalah bambu tinggi yang dihias dengan janur (daun kelapa muda), kain, dan berbagai persembahan. Penjor melambangkan gunung suci sebagai sumber kehidupan dan kemakmuran. Pemasangan penjor di depan rumah-rumah warga merupakan simbol kemenangan Dharma atas Adharma.

Hidangan Khas Galungan

Perayaan Galungan tidak lengkap tanpa hidangan khas. Beberapa hidangan yang sering disajikan selama Galungan antara lain lawar, sate lilit, urutan (sosis babi khas Bali), dan jaja batun bedil (kue tradisional). Hidangan-hidangan ini biasanya disajikan sebagai persembahan dan dinikmati bersama keluarga dan teman.

Contoh Hidangan Khas Galungan
Nama Hidangan Deskripsi
Lawar Campuran daging cincang, sayuran, kelapa parut, dan bumbu-bumbu khas Bali.
Sate Lilit Sate daging cincang yang dililitkan pada batang serai dan dipanggang.
Urutan Sosis babi khas Bali yang diisi dengan daging cincang dan bumbu-bumbu.
Jaja Batun Bedil Kue tradisional berbentuk bulat-bulat kecil yang terbuat dari tepung beras dan gula merah.

Galungan bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah momentum untuk introspeksi diri dan memperkuat nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan tradisi Galungan.

Nah, itu dia sedikit ulasan tentang Galungan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang budaya Bali yang kaya dan unik ini. Terima kasih sudah mampir dan membaca. Jangan lupa kunjungi lagi ya, siapa tahu ada artikel menarik lainnya yang bisa kamu baca!