Apa Perbedaan MRT dan LRT? 5 Hal yang Bisa Diperhatikan – Mass Rapid Transit (MRT) beroperasi sebagai sistem transportasi perkotaan. Light Rail Transit (LRT) juga beroperasi sebagai sistem transportasi perkotaan. MRT Jakarta melayani rute Lebak Bulus-Bundaran HI. LRT Jakarta melayani rute Kelapa Gading-Velodrome. Perbedaan signifikan membedakan kedua moda transportasi ini.
Artikel ini membahas perbedaan MRT dan LRT secara mendalam.
Apa Perbedaan MRT dan LRT? 5 Hal yang Bisa Diperhatikan
Meskipun sama-sama menjadi solusi transportasi modern di perkotaan, MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit) memiliki perbedaan mendasar. Perbedaan ini meliputi kapasitas, teknologi, jalur, dan investasi. Memahami perbedaan ini penting agar kita bisa mengapresiasi peran masing-masing dalam mengatasi masalah kemacetan dan meningkatkan mobilitas.
1. Kapasitas Penumpang
Perbedaan paling mencolok terletak pada kapasitas penumpang yang dapat diangkut. MRT dirancang untuk mengangkut jumlah penumpang yang lebih besar dibandingkan LRT.
- MRT: MRT umumnya menggunakan rangkaian kereta yang lebih panjang dan lebar. Hal ini memungkinkan MRT mengangkut ribuan penumpang dalam sekali perjalanan.
- LRT: LRT biasanya menggunakan rangkaian kereta yang lebih pendek dan sempit. Kapasitas penumpangnya pun lebih rendah dibandingkan MRT.
Sebagai ilustrasi, MRT Jakarta memiliki kapasitas angkut hingga 1.950 penumpang per rangkaian. Sementara itu, LRT Jakarta memiliki kapasitas angkut sekitar 270 penumpang per rangkaian. Perbedaan kapasitas ini mencerminkan peran MRT sebagai tulang punggung transportasi massal di koridor utama dan LRT sebagai pengumpan atau pelengkap di area yang lebih padat.
2. Teknologi yang Digunakan, Apa Perbedaan MRT dan LRT? 5 Hal yang Bisa Diperhatikan
Teknologi yang digunakan pada MRT dan LRT juga berbeda, meskipun keduanya sama-sama modern. Perbedaan ini mempengaruhi kecepatan, efisiensi, dan biaya operasional.

Source: rappler.com
- MRT: MRT umumnya menggunakan teknologi yang lebih canggih, termasuk sistem persinyalan otomatis (Automatic Train Protection/ATP) dan sistem operasi terpusat (Centralized Traffic Control/CTC). Teknologi ini memungkinkan MRT beroperasi dengan frekuensi tinggi dan tingkat keselamatan yang tinggi.
- LRT: LRT menggunakan teknologi yang lebih sederhana, meskipun tetap modern. Sistem persinyalan dan operasinya mungkin tidak sekompleks MRT.
Perbedaan teknologi ini juga berpengaruh pada kecepatan operasional. MRT biasanya dapat melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan LRT, sehingga waktu tempuh perjalanan menjadi lebih singkat.
3. Jalur dan Konstruksi
Perbedaan signifikan lainnya terletak pada jalur dan konstruksi. MRT seringkali dibangun di bawah tanah ( underground) atau di atas rel layang ( elevated) untuk menghindari kemacetan di permukaan tanah. Sementara itu, LRT lebih fleksibel dan dapat dibangun di permukaan tanah ( at-grade), di atas rel layang, atau bahkan di bawah tanah.
- MRT: Pembangunan MRT, terutama yang berada di bawah tanah, memerlukan investasi yang sangat besar dan teknologi yang kompleks. Pengeboran terowongan dan pembangunan stasiun bawah tanah membutuhkan waktu dan biaya yang signifikan.
- LRT: Pembangunan LRT umumnya lebih murah dan lebih cepat dibandingkan MRT. Fleksibilitas dalam pemilihan jalur memungkinkan LRT dibangun di berbagai kondisi lingkungan.
Sebagai contoh, MRT Jakarta sebagian besar dibangun di bawah tanah dan di atas rel layang, sementara LRT Jakarta sebagian besar dibangun di atas rel layang. Perbedaan ini mencerminkan pertimbangan biaya, ketersediaan lahan, dan dampak lingkungan.
4. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan faktor penting yang membedakan MRT dan LRT. MRT, dengan teknologi yang lebih canggih dan konstruksi yang lebih kompleks, membutuhkan investasi yang jauh lebih besar dibandingkan LRT.
Aspek | MRT | LRT |
---|---|---|
Biaya Pembangunan | Lebih Mahal | Lebih Murah |
Teknologi | Lebih Canggih | Lebih Sederhana |
Konstruksi | Lebih Kompleks (Bawah Tanah/Layang) | Lebih Fleksibel (At-Grade/Layang/Bawah Tanah) |
Perbedaan biaya ini menjadi pertimbangan utama bagi pemerintah daerah dalam memilih moda transportasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Proyek MRT seringkali membutuhkan dukungan finansial yang signifikan dari pemerintah pusat atau bahkan pinjaman dari lembaga keuangan internasional.
5. Jangkauan dan Integrasi
MRT dirancang untuk melayani koridor utama dengan volume penumpang yang tinggi, menghubungkan pusat kota dengan wilayah pinggiran. LRT, di sisi lain, lebih cocok untuk melayani area yang lebih padat di dalam kota atau sebagai pengumpan ( feeder) bagi MRT dan moda transportasi lainnya.
- MRT: Jangkauan MRT biasanya lebih panjang dibandingkan LRT, memungkinkan perjalanan yang lebih cepat dan efisien antara titik-titik yang berjauhan.
- LRT: LRT seringkali terintegrasi dengan sistem transportasi lainnya, seperti bus rapid transit (BRT) atau kereta komuter, untuk menciptakan jaringan transportasi yang komprehensif.
Integrasi antara MRT dan LRT sangat penting untuk menciptakan sistem transportasi yang efisien dan terpadu. Penumpang dapat menggunakan LRT untuk mencapai stasiun MRT dan melanjutkan perjalanan ke tujuan yang lebih jauh. Hal ini dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat.
Singkatnya, perbedaan utama antara MRT dan LRT terletak pada kapasitas, teknologi, jalur, biaya, dan jangkauan. MRT cocok untuk melayani koridor utama dengan volume penumpang yang tinggi, sementara LRT lebih fleksibel dan dapat melayani area yang lebih padat atau sebagai pengumpan. Memahami perbedaan ini penting agar kita dapat memilih moda transportasi yang paling sesuai dengan kebutuhan kita.
Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan antara MRT dan LRT. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kedua moda transportasi modern ini. Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk berkunjung kembali untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar transportasi dan perkembangan kota.