Apa yang Dimaksud Groupthink dan Bagaimana Fenomena ini Mempengaruhi Perilaku? – Kelompok kerja menghasilkan keputusan. Irving Janis memperkenalkan
-groupthink* pada tahun 1972. Fenomena
-groupthink* memengaruhi perilaku. Keputusan buruk menjadi konsekuensi
-groupthink*.
Apa Itu Groupthink?
Groupthink adalah sebuah fenomena psikologis yang terjadi ketika sekelompok orang, dalam proses pengambilan keputusan, lebih mengutamakan harmoni dan kesepakatan kelompok daripada evaluasi kritis terhadap fakta dan alternatif yang ada. Dengan kata lain, keinginan untuk menjaga kekompakan tim seringkali mengalahkan kemampuan untuk berpikir jernih dan objektif. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh psikolog sosial Irving Janis pada tahun 1970-an, yang meneliti berbagai kegagalan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan menemukan pola pikir yang sama di baliknya.
Janis mendefinisikan groupthink sebagai “cara berpikir yang diikuti orang ketika mereka sangat terlibat dalam kelompok kohesif, ketika keinginan mereka untuk mencapai kebulatan suara mengesampingkan motivasi mereka untuk menilai secara realistis tindakan alternatif.” Singkatnya, anggota kelompok lebih peduli untuk disukai dan diterima daripada mengemukakan pendapat yang mungkin kontroversial atau menantang pandangan dominan.
Groupthink bukanlah sekadar kesalahan dalam pengambilan keputusan. Ini adalah pola pikir yang sistematis yang dapat menghambat kreativitas, inovasi, dan kemampuan kelompok untuk memecahkan masalah secara efektif. Ketika groupthink terjadi, anggota kelompok cenderung menekan keraguan mereka, menyensor diri sendiri, dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pandangan kelompok.
Bagaimana Groupthink Mempengaruhi Perilaku?: Apa Yang Dimaksud Groupthink Dan Bagaimana Fenomena Ini Mempengaruhi Perilaku?
Pengaruh groupthink terhadap perilaku sangat signifikan dan dapat diamati dalam berbagai aspek interaksi kelompok. Berikut adalah beberapa cara utama bagaimana fenomena ini memengaruhi perilaku anggota kelompok:
- Tekanan untuk Konformitas:
Anggota kelompok merasakan tekanan yang kuat untuk menyetujui pandangan mayoritas, bahkan jika mereka memiliki keraguan atau pendapat yang berbeda. Tekanan ini bisa datang dari pemimpin kelompok, anggota yang berpengaruh, atau norma-norma kelompok yang tidak tertulis. Akibatnya, anggota kelompok cenderung menyembunyikan keraguan mereka dan berpura-pura setuju dengan keputusan kelompok.
- Sensor Diri:
Anggota kelompok menahan diri untuk tidak mengungkapkan pendapat atau informasi yang mungkin bertentangan dengan pandangan kelompok. Mereka takut akan penolakan, ejekan, atau sanksi sosial lainnya. Sensor diri ini menghambat kemampuan kelompok untuk mengeksplorasi berbagai perspektif dan mempertimbangkan alternatif yang lebih baik.
- Ilusi Kebulatan Suara:
Karena tidak ada yang secara terbuka menentang keputusan kelompok, anggota kelompok mengembangkan ilusi bahwa semua orang setuju. Ilusi ini memperkuat keyakinan bahwa keputusan kelompok adalah benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
- Keyakinan Tak Tergoyahkan dalam Moralitas Kelompok:
Anggota kelompok percaya bahwa kelompok mereka adalah moral dan benar, sehingga mereka mengabaikan pertimbangan etis atau konsekuensi negatif dari keputusan mereka. Keyakinan ini dapat mengarah pada tindakan yang tidak bertanggung jawab atau bahkan berbahaya.
- Stereotip Terhadap Kelompok Luar:
Anggota kelompok mengembangkan pandangan negatif dan stereotip terhadap kelompok lain yang memiliki pandangan yang berbeda. Mereka menganggap kelompok luar sebagai musuh atau orang yang tidak kompeten, sehingga mereka menolak informasi atau saran dari kelompok luar.
- Sensor Diri Penjaga Pikiran:
Beberapa anggota kelompok bertindak sebagai “penjaga pikiran” yang melindungi kelompok dari informasi yang bertentangan dengan pandangan kelompok. Mereka menyaring informasi, menekan pendapat yang berbeda, dan memastikan bahwa kelompok tetap sejalan dengan pandangan yang dominan.
Gejala Groupthink
Irving Janis mengidentifikasi delapan gejala utama yang mengindikasikan terjadinya groupthink dalam sebuah kelompok:
Gejala | Deskripsi |
---|---|
Ilusi kekebalan | Kelompok merasa terlalu percaya diri dan kebal terhadap kesalahan, sehingga mereka mengambil risiko yang tidak perlu. |
Rasionalisasi kolektif | Kelompok menolak atau mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pandangan kelompok, dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan keputusan mereka. |
Keyakinan tak tergoyahkan dalam moralitas kelompok | Kelompok percaya bahwa mereka selalu benar dan moral, sehingga mereka mengabaikan pertimbangan etis atau konsekuensi negatif dari tindakan mereka. |
Stereotip terhadap kelompok luar | Kelompok memandang kelompok lain sebagai musuh atau orang yang tidak kompeten, sehingga mereka menolak informasi atau saran dari kelompok luar. |
Tekanan langsung pada perbedaan pendapat | Anggota kelompok yang mengemukakan pendapat yang berbeda ditekan atau diejek, sehingga mereka takut untuk berbicara. |
Sensor diri | Anggota kelompok menahan diri untuk tidak mengungkapkan pendapat atau informasi yang mungkin bertentangan dengan pandangan kelompok. |
Ilusi kebulatan suara | Kelompok percaya bahwa semua orang setuju dengan keputusan kelompok, padahal mungkin ada anggota yang memiliki keraguan atau pendapat yang berbeda. |
Sensor diri “penjaga pikiran” | Beberapa anggota kelompok bertindak sebagai “penjaga pikiran” yang melindungi kelompok dari informasi yang bertentangan dengan pandangan kelompok. |
Contoh Groupthink
Beberapa contoh sejarah yang sering dikaitkan dengan groupthink meliputi:
- Invasi Teluk Babi (1961):
Keputusan untuk menyerang Kuba oleh pemerintahan John F. Kennedy dianggap sebagai contoh klasik groupthink. Para penasihat Kennedy terlalu fokus pada menjaga kekompakan tim dan mengabaikan informasi yang menunjukkan bahwa rencana tersebut tidak realistis dan berisiko.
- Perang Vietnam:
Para pembuat kebijakan di Amerika Serikat terus meningkatkan keterlibatan militer di Vietnam meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa perang tersebut tidak dapat dimenangkan. Groupthink diyakini telah berkontribusi pada keputusan ini, karena para pejabat takut untuk menentang pandangan yang dominan.
- Skandal Enron:
Para eksekutif di perusahaan energi Enron terlibat dalam praktik akuntansi yang curang untuk menyembunyikan utang dan meningkatkan keuntungan. Groupthink diyakini telah memainkan peran dalam skandal ini, karena para eksekutif merasa tertekan untuk menyetujui praktik-praktik tersebut dan takut untuk melaporkan kesalahan.
Cara Mengatasi Groupthink
Meskipun groupthink dapat menjadi masalah serius, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya fenomena ini:
- Mendorong Keragaman Pendapat:
Pemimpin kelompok harus secara aktif mendorong anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat yang berbeda dan menantang pandangan yang dominan. Mereka harus menciptakan lingkungan yang aman di mana anggota kelompok merasa nyaman untuk berbicara tanpa takut akan penolakan atau sanksi.
- Menunjuk Advokat Iblis:
Pemimpin kelompok dapat menunjuk satu atau lebih anggota kelompok untuk bertindak sebagai “advokat iblis” yang secara sistematis menantang asumsi dan argumen kelompok. Ini dapat membantu kelompok untuk mengidentifikasi kelemahan dalam rencana mereka dan mempertimbangkan alternatif yang lebih baik.
- Membagi Kelompok:
Pemimpin kelompok dapat membagi kelompok menjadi beberapa subkelompok yang bekerja secara independen untuk mengembangkan solusi untuk masalah yang sama. Ini dapat membantu kelompok untuk menghasilkan berbagai perspektif dan ide.
- Mencari Masukan dari Luar:
Kelompok dapat mencari masukan dari ahli atau orang lain yang tidak termasuk dalam kelompok. Ini dapat membantu kelompok untuk mendapatkan perspektif baru dan mengidentifikasi bias yang mungkin mereka miliki.
- Menunda Keputusan Akhir:
Kelompok harus menunda pengambilan keputusan akhir sampai mereka memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan semua informasi dan perspektif yang relevan. Ini dapat membantu kelompok untuk menghindari keputusan yang tergesa-gesa dan berdasarkan informasi yang tidak lengkap.
Source: slideserve.com
Dengan memahami apa itu groupthink dan bagaimana fenomena ini memengaruhi perilaku, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terjadinya groupthink dalam kelompok kita dan membuat keputusan yang lebih baik.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan baru tentang fenomena
-groupthink*. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Jangan ragu untuk berkunjung kembali lain waktu untuk artikel menarik lainnya!