Arti Tawadhu, Dalil, dan Cara Menerapkannya dalam Kehidupan – Dalam khazanah Islam, tawadhu memiliki makna yang mendalam. Tawadhu adalah sikap rendah hati. Al-Quran dan hadis memuat ajaran tentang tawadhu. Kehidupan sehari-hari menjadi arena penerapan tawadhu.
Arti Tawadhu: Lebih dari Sekadar Rendah Hati
Tawadhu seringkali disamakan dengan rendah hati, namun maknanya lebih luas dari itu. Tawadhu adalah kesadaran diri akan kelemahan dan kekurangan di hadapan Allah SWT, Sang Maha Pencipta. Seseorang yang tawadhu tidak merasa lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain, meskipun ia memiliki kelebihan dalam hal ilmu, harta, atau kedudukan. Justru, semakin tinggi ilmu dan kedudukannya, semakin ia merasa kecil di hadapan kebesaran Allah.
Secara etimologis, tawadhu berasal dari kata
-wadha’a* yang berarti rendah. Dalam konteks akhlak, tawadhu adalah sikap merendahkan diri, bukan dalam arti menghinakan diri, melainkan menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah karunia dari Allah SWT. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menyombongkan diri.
Perbedaan mendasar antara tawadhu dan rendah diri terletak pada motivasinya. Tawadhu muncul dari kesadaran akan kebesaran Allah dan kelemahan diri, sedangkan rendah diri muncul dari perasaan tidak mampu atau tidak berharga. Tawadhu membawa ketenangan dan kedamaian, sementara rendah diri membawa kecemasan dan ketidakpercayaan diri.
Dalil-Dalil tentang Tawadhu dalam Al-Quran dan Hadis: Arti Tawadhu, Dalil, Dan Cara Menerapkannya Dalam Kehidupan
Al-Quran dan hadis banyak sekali menyebutkan tentang keutamaan tawadhu dan ancaman bagi orang-orang yang sombong. Berikut beberapa dalil yang menjelaskan pentingnya sikap tawadhu:

Source: ac.id
- Al-Quran:
- Surah Al-Furqan ayat 63: “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” Ayat ini menggambarkan ciri-ciri hamba Allah yang dicintai, salah satunya adalah berjalan di bumi dengan rendah hati.
- Surah Al-Isra’ ayat 37: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” Ayat ini melarang sikap sombong dan mengingatkan manusia akan keterbatasannya.
- Hadis:
- Hadis Riwayat Muslim: “Tidaklah seseorang bertawadhu karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” Hadis ini menjanjikan bahwa orang yang tawadhu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
- Hadis Riwayat Tirmidzi: “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendahkan diri sehingga tidak ada seorang pun yang berbangga diri terhadap yang lain dan tidak ada seorang pun yang berbuat aniaya terhadap yang lain.” Hadis ini menekankan pentingnya tawadhu dalam menjaga hubungan baik antar sesama manusia.
Cara Menerapkan Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari
Menerapkan tawadhu dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah, namun sangat mungkin untuk dilakukan dengan niat dan usaha yang sungguh-sungguh. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih sikap tawadhu:
- Menyadari kelemahan diri: Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan. Dengan menyadari hal ini, kita akan lebih mudah untuk bersikap rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Introspeksi diri secara berkala sangat membantu dalam mengenali kelemahan diri.
- Menghargai orang lain: Setiap orang memiliki kelebihan dan potensi masing-masing. Dengan menghargai orang lain, kita akan belajar untuk melihat kebaikan dalam diri mereka dan tidak meremehkan mereka. Mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama adalah salah satu cara menghargai mereka.
- Tidak sombong dengan ilmu, harta, atau kedudukan: Ilmu, harta, dan kedudukan adalah amanah dari Allah SWT. Jangan sampai kita menyombongkan diri dengan hal-hal tersebut, karena semuanya hanyalah titipan yang bisa diambil kapan saja. Menggunakan ilmu, harta, dan kedudukan untuk membantu orang lain adalah cara terbaik untuk mensyukurinya.
- Menerima kritik dan saran: Kritik dan saran dari orang lain dapat membantu kita untuk memperbaiki diri. Jangan merasa tersinggung atau marah ketika menerima kritik, tetapi jadikanlah sebagai bahan evaluasi diri. Bersikap terbuka terhadap kritik adalah tanda kedewasaan dan kerendahan hati.
- Tidak merendahkan orang lain: Merendahkan orang lain adalah perbuatan yang sangat tercela. Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain dan jangan pernah menghina atau meremehkan mereka. Setiap orang memiliki martabat yang sama di hadapan Allah SWT.
- Berpakaian dan berpenampilan sederhana: Berpakaian dan berpenampilan sederhana adalah salah satu cara untuk menunjukkan sikap tawadhu. Hindari berpakaian yang berlebihan atau mencolok yang dapat menimbulkan kesombongan. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan dan kerapian diri.
- Membantu orang lain tanpa pamrih: Membantu orang lain adalah salah satu cara untuk mengamalkan ajaran Islam. Lakukanlah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Memberi tanpa mengharap kembali adalah ciri orang yang tawadhu.
- Berdoa kepada Allah SWT: Memohon kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan untuk bersikap tawadhu dan dijauhkan dari sifat sombong. Doa adalah senjata orang mukmin. Berdoalah dengan sungguh-sungguh agar Allah SWT mengabulkan permohonan kita.
Tawadhu dalam Interaksi Sosial
Tawadhu sangat penting dalam interaksi sosial. Sikap ini menciptakan harmoni dan mempererat tali persaudaraan. Orang yang tawadhu akan lebih mudah diterima dan disukai oleh orang lain. Sebaliknya, orang yang sombong akan dijauhi dan dibenci.
Berikut beberapa contoh penerapan tawadhu dalam interaksi sosial:
- Menyapa orang lain dengan ramah: Menyapa orang lain dengan ramah adalah cara sederhana untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan.
- Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian: Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat mereka.
- Tidak memotong pembicaraan orang lain: Memotong pembicaraan orang lain adalah tindakan yang tidak sopan dan menunjukkan bahwa kita tidak menghargai mereka.
- Berbicara dengan sopan dan santun: Berbicara dengan sopan dan santun menunjukkan bahwa kita memiliki adab dan menghormati orang lain.
- Tidak membanggakan diri sendiri: Membanggakan diri sendiri adalah tindakan yang sombong dan dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman.
- Mengakui kesalahan dan meminta maaf: Mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah tanda kerendahan hati dan tanggung jawab.
Manfaat Tawadhu dalam Kehidupan
Tawadhu memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut beberapa manfaat tawadhu:
- Dicintai oleh Allah SWT: Allah SWT mencintai orang-orang yang tawadhu dan membenci orang-orang yang sombong.
- Ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT: Orang yang tawadhu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT di dunia dan di akhirat.
- Dihormati dan disukai oleh orang lain: Orang yang tawadhu akan dihormati dan disukai oleh orang lain karena sikapnya yang rendah hati dan tidak sombong.
- Mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati: Tawadhu membawa ketenangan dan kedamaian hati karena tidak ada beban kesombongan dan keangkuhan.
- Mempererat tali persaudaraan: Tawadhu mempererat tali persaudaraan karena menghilangkan rasa iri dan dengki.
- Memudahkan dalam meraih ilmu: Orang yang tawadhu akan lebih mudah dalam meraih ilmu karena ia bersikap terbuka dan rendah hati.
- Mendapatkan keberkahan dalam hidup: Orang yang tawadhu akan mendapatkan keberkahan dalam hidup karena ia selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT.
Jadi, mari kita berusaha untuk selalu bersikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tawadhu, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT dan sesama manusia.
Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai! Semoga bermanfaat dan bisa jadi pengingat buat kita semua. Jangan lupa mampir lagi ya, siapa tahu ada topik menarik lainnya yang bisa kita diskusikan bersama. Sampai jumpa!