Bahasa Jawa: Contoh Tembang Sinom beserta Guru Lagu, Guru Wilangan, Guru Gatra – Bahasa Jawa merupakan kekayaan budaya Indonesia. Tembang Sinom termasuk jenis tembang Jawa. Struktur Tembang Sinom meliputi guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra. Pemahaman akan unsur-unsur tersebut penting bagi apresiasi sastra Jawa. Artikel ini akan membahas contoh Tembang Sinom beserta penjelasan detail guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra.
Bahasa Jawa: Memahami Tembang Sinom: Bahasa Jawa: Contoh Tembang Sinom Beserta Guru Lagu, Guru Wilangan, Guru Gatra
Tembang merupakan salah satu bentuk puisi Jawa yang memiliki aturan ketat dalam penyusunannya. Salah satu jenis tembang yang populer adalah Sinom. Tembang Sinom dikenal dengan keindahan dan kelenturannya dalam mengekspresikan berbagai macam perasaan dan gagasan. Untuk memahami tembang Sinom, kita perlu memahami tiga unsur penting: guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra.
Guru Lagu, Bahasa Jawa: Contoh Tembang Sinom beserta Guru Lagu, Guru Wilangan, Guru Gatra
Guru lagu dalam tembang Sinom merujuk pada tinggi rendahnya nada atau vokal pada setiap suku kata di setiap baris (gatra). Sinom memiliki pola guru lagu yang tetap, yaitu: a-i-u-a-i-u-a-i-u. Ini berarti, suku kata pertama bernada ‘a’, suku kata kedua bernada ‘i’, dan seterusnya, berulang hingga akhir gatra. Perlu diingat bahwa ‘a’, ‘i’, ‘u’ di sini bukan huruf vokal sebenarnya, melainkan simbol untuk mewakili tinggi rendahnya nada.
‘a’ biasanya mewakili nada rendah, ‘i’ nada sedang, dan ‘u’ nada tinggi. Konsistensi pola guru lagu ini yang membedakan Sinom dengan jenis tembang lainnya.
Source: slideserve.com
Guru Wilangan
Guru wilangan menunjukkan jumlah suku kata pada setiap baris (gatra) dalam tembang Sinom. Setiap baris dalam tembang Sinom memiliki jumlah suku kata yang tetap, yaitu 8 suku kata. Jumlah suku kata ini harus dipatuhi agar tembang Sinom tetap berirama dan indah didengar. Jika jumlah suku kata kurang atau lebih dari 8, maka bukan lagi termasuk tembang Sinom.
Ketetapan guru wilangan ini merupakan salah satu ciri khas tembang Sinom yang membedakannya dari jenis tembang lainnya.
Guru Gatra
Guru gatra merujuk pada jumlah baris (gatra) dalam satu bait tembang Sinom. Tembang Sinom terdiri atas 8 baris (gatra) dalam satu bait. Kedelapan baris tersebut harus memenuhi aturan guru lagu dan guru wilangan yang telah dijelaskan sebelumnya. Jumlah gatra ini menjadi ciri khas yang membedakan Sinom dari jenis tembang lainnya. Keutuhan bait Sinom ditentukan oleh jumlah gatra yang sesuai dengan aturannya.
Contoh Tembang Sinom
Berikut ini contoh tembang Sinom beserta penjelasan guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra:
Gatra | Bait Tembang Sinom | Guru Lagu | Guru Wilangan |
---|---|---|---|
1 | Rasa tresna kang tanpa wates | a i u a i u a i | 8 |
2 | Mbangun karsa kang tansah nunggu | a i u a i u a i | 8 |
3 | Sumringah ati yen ketemu | a i u a i u a i | 8 |
4 | Nanging susah yen kelangan sliramu | a i u a i u a i | 8 |
5 | Kangen ati tansah ngrasakake | a i u a i u a i | 8 |
6 | Bebarengan urip ing donya iki | a i u a i u a i | 8 |
7 | Dadi siji tansah tresna asih | a i u a i u a i | 8 |
8 | Mugi-mugi tansah langgeng bebarengan | a i u a i u a i | 8 |
Contoh di atas menunjukkan sebuah bait tembang Sinom yang lengkap. Perhatikan bahwa setiap baris (gatra) memiliki 8 suku kata (guru wilangan) dan mengikuti pola guru lagu a-i-u-a-i-u-a-i-u. Bait ini terdiri dari 8 gatra, sesuai dengan aturan guru gatra tembang Sinom.
Mempelajari tembang Sinom tidak hanya sekadar menghafal aturan, namun juga memahami esensi keindahan dan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra, kita dapat lebih menghargai kekayaan sastra Jawa dan keindahan tembang Sinom.
Nah, begitulah sedikit penjelasan tentang Tembang Sinom. Semoga artikel ini bermanfaat ya! Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya. Jangan lupa berkunjung lagi untuk membaca artikel-artikel menarik lainnya dari kami!
Responses (0 )