Table of Contents

Kisah Utsman bin Affan dari Lahir sampai Wafat, Khulafaur Rasyidin Ketiga – Utsman bin Affan lahir di Mekkah pada tahun 576 Masehi. Ia berasal dari Bani Umayyah, sebuah klan terkemuka di suku Quraisy. Utsman bin Affan menjadi Khulafaur Rasyidin ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Utsman bin Affan memerintah selama 12 tahun, dari tahun 644 M hingga 656 M. Utsman bin Affan wafat di Madinah pada tahun 656 M.

Kisah Utsman bin Affan dari Lahir sampai Wafat, Khulafaur Rasyidin Ketiga

Source: dusp.org

Kelahiran dan Masa Muda Utsman bin Affan

Utsman bin Affan lahir di Mekkah, sekitar enam tahun setelah Tahun Gajah, yang menandai kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ayahnya bernama Affan bin Abi al-As, dan ibunya bernama Arwa binti Kuraiz. Utsman berasal dari keluarga kaya dan terhormat dari Bani Umayyah, salah satu klan paling berpengaruh di Mekkah. Ia dikenal sebagai sosok yang jujur, dermawan, dan memiliki akhlak yang mulia sejak muda.

Utsman bin Affan berprofesi sebagai seorang pedagang yang sukses dan memiliki reputasi yang baik di kalangan masyarakat Mekkah.

Memeluk Islam dan Hijrah ke Habasyah

Utsman bin Affan termasuk dalam golongan As-Sabiqun al-Awwalun, yaitu orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. Ia masuk Islam melalui perantaraan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Keislaman Utsman membawa dampak besar bagi perkembangan Islam di Mekkah. Karena tekanan dan ancaman dari kaum Quraisy yang semakin meningkat, Utsman bersama beberapa sahabat lainnya melakukan hijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk mencari perlindungan. Di Habasyah, mereka hidup dengan aman dan bebas menjalankan ajaran agama Islam.

Kembali ke Mekkah dan Hijrah ke Madinah: Kisah Utsman Bin Affan Dari Lahir Sampai Wafat, Khulafaur Rasyidin Ketiga

Setelah beberapa waktu tinggal di Habasyah, Utsman bin Affan dan para sahabat lainnya kembali ke Mekkah. Namun, situasi di Mekkah tidak banyak berubah, dan tekanan terhadap umat Islam masih terus berlanjut. Oleh karena itu, ketika Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Madinah, Utsman bin Affan termasuk di antara mereka yang segera memenuhi panggilan tersebut. Di Madinah, Utsman bin Affan menunjukkan kesetiaannya kepada Nabi Muhammad SAW dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan Islam.

Peran Utsman bin Affan di Madinah

Utsman bin Affan memainkan peran penting dalam membangun masyarakat Muslim di Madinah. Ia dikenal sebagai seorang yang dermawan dan selalu membantu kaum Muslimin yang membutuhkan. Salah satu contoh kedermawanannya adalah ketika ia membeli sumur Raumah dari seorang Yahudi dan mewakafkannya untuk kepentingan umat Islam. Selain itu, Utsman bin Affan juga ikut serta dalam berbagai peperangan yang membela Islam, seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq.

Menjadi Khalifah Ketiga

Setelah wafatnya Umar bin Khattab, Utsman bin Affan terpilih menjadi Khalifah ketiga melalui proses syura (musyawarah) yang melibatkan beberapa sahabat terkemuka. Pemilihan Utsman bin Affan sebagai Khalifah menunjukkan kepercayaan dan harapan besar dari umat Islam terhadap kepemimpinannya. Utsman bin Affan memerintah selama 12 tahun, dan selama masa pemerintahannya, Islam mengalami perkembangan yang pesat di berbagai bidang.

Kebijakan dan Pencapaian Utsman bin Affan

Selama masa pemerintahannya, Utsman bin Affan melakukan berbagai kebijakan dan mencapai berbagai pencapaian penting, di antaranya:

  1. Kodifikasi Al-Qur’an: Utsman bin Affan memerintahkan untuk mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an dalam satu mushaf standar yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an dan mencegah terjadinya perbedaan bacaan di kalangan umat Islam.
  2. Perluasan Wilayah Islam: Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, wilayah Islam mengalami perluasan yang signifikan. Pasukan Muslim berhasil menaklukkan wilayah-wilayah baru seperti Armenia, Azerbaijan, dan sebagian wilayah Afrika Utara.
  3. Pembangunan Infrastruktur: Utsman bin Affan memberikan perhatian besar terhadap pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah Islam. Ia memerintahkan untuk membangun jalan-jalan, jembatan, dan irigasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  4. Pembentukan Angkatan Laut: Utsman bin Affan menyadari pentingnya kekuatan maritim untuk melindungi wilayah Islam dari serangan musuh. Oleh karena itu, ia membentuk angkatan laut yang kuat dan berhasil mengalahkan armada Bizantium dalam pertempuran laut.

Fitnah dan Pemberontakan

Meskipun Utsman bin Affan berhasil membawa kemajuan bagi Islam, masa pemerintahannya juga diwarnai dengan berbagai fitnah dan pemberontakan. Beberapa kelompok yang tidak puas dengan kepemimpinannya menyebarkan isu-isu negatif dan melakukan tindakan provokasi yang bertujuan untuk menggulingkannya. Fitnah dan pemberontakan ini semakin memuncak pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya.

Wafatnya Utsman bin Affan

Pada tahun 656 M, sekelompok pemberontak menyerbu rumah Utsman bin Affan di Madinah. Mereka mengepung rumahnya selama beberapa hari dan akhirnya berhasil masuk ke dalam rumah. Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an dibunuh secara keji oleh para pemberontak tersebut. Wafatnya Utsman bin Affan merupakan peristiwa tragis yang menimbulkan kesedihan dan kemarahan di kalangan umat Islam. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’ di Madinah.

Warisan dan Keteladanan Utsman bin Affan

Utsman bin Affan meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam. Ia dikenal sebagai sosok yang dermawan, jujur, dan memiliki akhlak yang mulia. Ia juga merupakan seorang pemimpin yang bijaksana dan visioner. Keteladanan Utsman bin Affan patut dicontoh oleh setiap Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Jasa-jasanya dalam menjaga kemurnian Al-Qur’an dan memperluas wilayah Islam akan selalu dikenang oleh umat Islam sepanjang masa.

Demikianlah kisah Utsman bin Affan, Khulafaur Rasyidin ketiga, dari lahir hingga wafat. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah Islam. Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk berkunjung kembali untuk artikel menarik lainnya.