Kuttab DigitalPendidikan Dasar Anak Usia Dini

Pemikiran Ki Hajar Dewantara: Guru sebagai Among dan Pamong

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru sangatlah mendalam dan komprehensif. Ia memandang guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai among dan pamong, yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kecerdasan siswa. Menurut Ki Hajar Dewantara, guru sebagai among berarti berada di tengah-tengah siswa, membimbing dan menuntun mereka dalam proses belajar. Sementara itu, guru […]

0
10
Pemikiran Ki Hajar Dewantara: Guru sebagai Among dan Pamong

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru sangatlah mendalam dan komprehensif. Ia memandang guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai among dan pamong, yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kecerdasan siswa.

Menurut Ki Hajar Dewantara, guru sebagai among berarti berada di tengah-tengah siswa, membimbing dan menuntun mereka dalam proses belajar. Sementara itu, guru sebagai pamong bermakna menjadi pemimpin yang mengayomi dan melindungi siswa, serta memberikan teladan yang baik.

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidikan bagi Ki Hajar Dewantara merupakan proses memanusiakan manusia yang utuh. Menurutnya, pendidikan harus mampu mengembangkan seluruh potensi anak didik, baik intelektual, emosional, maupun spiritual.

Konsep “Among” dan “Pamong”

Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara, terdapat dua konsep penting yang menjadi dasar pendidikan, yaitu “among” dan “pamong”. Among berarti bersama, sedangkan pamong berarti pemimpin atau pengasuh.

Dalam proses pendidikan, guru berperan sebagai pamong yang membimbing dan menuntun anak didiknya. Namun, hubungan antara guru dan murid haruslah bersifat among, yaitu saling menghormati dan menghargai.

Peran Guru sebagai Penuntun dan Pembimbing

Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa guru harus menjadi penuntun dan pembimbing bagi muridnya. Guru tidak hanya memberikan materi pelajaran, tetapi juga membimbing perkembangan karakter dan kepribadian anak didiknya.

Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana anak didik merasa nyaman untuk bertanya, berpendapat, dan berkembang.

Sebagai pendidik, kita harus memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru sebagai penuntun, pengayom, dan teladan bagi murid. Untuk melaksanakan peran tersebut secara efektif, guru perlu menguasai berbagai hal, termasuk pengisian data pendidikan melalui Dapodik. Panduan pengisian dapodik terbaru dapat menjadi referensi yang sangat membantu dalam memastikan data yang diinput akurat dan komprehensif.

Dengan memahami dan mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara, serta memanfaatkan panduan pengisian dapodik yang tepat, kita dapat menjalankan tugas sebagai guru secara profesional dan berkontribusi pada kemajuan pendidikan Indonesia.

Nilai-Nilai Luhur yang Dijunjung Guru

Menurut Ki Hajar Dewantara, guru harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, seperti:

  • Ing ngarso sung tulodo (di depan menjadi contoh)
  • Ing madyo mangun karso (di tengah membangun semangat)
  • Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan)

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut, guru dapat menjadi teladan bagi muridnya dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bermakna.

Prinsip Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru

Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia, merumuskan tiga prinsip dasar pendidikan yang dikenal dengan “Tri Pusat Pendidikan”. Prinsip-prinsip ini menekankan peran guru, siswa, dan lingkungan dalam menciptakan proses belajar yang efektif dan bermakna.

Tut Wuri Handayani

Prinsip “tut wuri handayani” berarti “mengikuti dari belakang sambil mendorong”. Guru tidak berperan sebagai pengajar yang dominan, melainkan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan potensi mereka sendiri.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru menekankan pentingnya peran mereka sebagai fasilitator pembelajaran yang mendorong kemerdekaan siswa. Untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif, validasi data Dapodik ( Validasi data dapodik ) menjadi krusial dalam menyediakan data yang akurat dan komprehensif tentang siswa dan sekolah.

Data yang tervalidasi ini memungkinkan guru untuk memahami kebutuhan belajar siswa secara mendalam, sehingga mereka dapat menyesuaikan metode pengajaran dan intervensi yang sesuai untuk memaksimalkan potensi setiap siswa. Dengan demikian, validasi data Dapodik tidak hanya mendukung proses pembelajaran yang efisien tetapi juga mewujudkan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara yang berpusat pada siswa.

Dalam praktiknya, prinsip ini diterapkan dengan cara:

  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi pelajaran secara mandiri.
  • Menyediakan dukungan dan bimbingan saat siswa membutuhkannya.
  • Menghindari pemberian ceramah yang terlalu panjang dan membosankan.

Ing Ngarsa Sung Tulodo

Prinsip “ing ngarso sung tulodo” berarti “di depan menjadi teladan”. Guru harus menjadi panutan yang baik bagi siswa, baik dalam sikap maupun perilaku.

Contoh penerapan prinsip ini di lingkungan sekolah meliputi:

  • Guru bersikap disiplin dan menghargai waktu.
  • Guru menunjukkan sikap hormat terhadap siswa dan sesama rekan kerja.
  • Guru berpenampilan rapi dan sopan.

Ing Madya Mangun Karsa

Prinsip “ing madya mangun karsa” berarti “di tengah membangun semangat”. Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi dan menginspirasi siswa.

Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru berperan sebagai penuntun murid untuk mencapai kemerdekaan berpikir. Guru menumbuhkan semangat belajar murid, seperti air yang mengaliri kehidupan. Air bersirkulasi melalui Siklus air dan peranannya dalam kehidupan , mengairi tanah dan menyuburkan tanaman. Begitu pula guru, mereka mengairi murid dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai luhur, membimbing mereka untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berbudi pekerti luhur.

Pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar meliputi:

  • Siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam belajar.
  • Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
  • Siswa merasa lebih dihargai dan dilibatkan dalam proses belajar mereka.

Metode Pengajaran Ki Hajar Dewantara: Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Guru

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, mengembangkan metode pengajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Metode-metode ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.

Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi melibatkan guru yang menunjukkan atau memperagakan konsep atau keterampilan tertentu di depan kelas. Ini adalah metode yang efektif untuk mengajarkan prosedur langkah demi langkah, teknik pemecahan masalah, dan penggunaan peralatan.

  • Memungkinkan siswa mengamati secara langsung bagaimana suatu tugas dilakukan dengan benar.
  • Membantu siswa memvisualisasikan dan memahami konsep kompleks.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan menarik.

Metode Diskusi

Metode diskusi mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar melalui diskusi kelompok atau seluruh kelas. Metode ini memfasilitasi pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan pengembangan keterampilan komunikasi.

  • Mendorong siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka dan terlibat dalam pemikiran kritis.
  • Membantu siswa mengembangkan keterampilan mendengarkan dan komunikasi yang efektif.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan interaktif.

Metode Proyek, Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru

Metode proyek melibatkan siswa dalam proyek jangka panjang yang berfokus pada penerapan pengetahuan dan keterampilan mereka pada masalah dunia nyata. Metode ini menumbuhkan keterampilan praktis, kerja sama, dan manajemen waktu.

  • Memberikan siswa pengalaman belajar langsung dan praktis.
  • Membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
  • Menumbuhkan keterampilan kerja sama dan kolaborasi.

Ki Hajar Dewantara dan Pendidikan Karakter

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru

Pemikiran Ki Hajar Dewantara menekankan pendidikan karakter sebagai aspek penting dalam pembentukan individu yang berbudi luhur dan bertanggung jawab. Beliau meyakini bahwa pendidikan harus berorientasi pada pengembangan nilai-nilai moral dan etika, selain pengetahuan dan keterampilan.

Tri Pusat Pendidikan

Ki Hajar Dewantara memperkenalkan konsep “Tri Pusat Pendidikan” yang terdiri dari:

  1. Keluarga:Tempat pertama dan utama pembentukan karakter, di mana anak-anak belajar nilai-nilai dasar seperti kasih sayang, kejujuran, dan disiplin.
  2. Sekolah:Institusi formal yang memperluas dan memperkuat nilai-nilai yang ditanamkan di keluarga, dengan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman sosial.
  3. Masyarakat:Lingkungan yang membentuk karakter melalui interaksi sosial, adat istiadat, dan norma-norma yang berlaku.

Pentingnya Nilai-nilai Karakter

Menurut Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai karakter sangat penting untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Beberapa nilai utama yang harus ditanamkan dalam proses pendidikan meliputi:

  • Gotong royong:Bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.
  • Kemandirian:Kemampuan untuk berpikir dan bertindak sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.
  • Tanggung jawab:Kesadaran akan kewajiban dan konsekuensi dari tindakan sendiri.

Praktik Pendidikan Karakter

Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, beberapa praktik pendidikan karakter yang dapat diterapkan di sekolah antara lain:

  • Pengembangan Kurikulum yang Komprehensif:Mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran inti seperti matematika dan sains.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek:Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam proyek yang bermakna, menumbuhkan nilai-nilai seperti gotong royong dan tanggung jawab.
  • Pelatihan dan Pengembangan Guru:Memberikan pelatihan kepada guru tentang metode pengajaran yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai karakter.

Ringkasan Terakhir

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang guru telah memberikan landasan yang kuat bagi sistem pendidikan Indonesia. Guru-guru Indonesia diharapkan mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam praktik pengajaran, sehingga dapat melahirkan generasi muda yang berkarakter mulia dan cerdas.

Sudut Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa peran utama guru menurut Ki Hajar Dewantara?

Sebagai among dan pamong, yaitu membimbing, menuntun, mengayomi, dan memberikan teladan.

Apa prinsip utama dalam metode pengajaran Ki Hajar Dewantara?

Tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa.

Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai guru menurut Ki Hajar Dewantara dalam praktik pengajaran?

Dengan menjadi teladan, bersikap sabar, dan menghargai siswa.

E
WRITTEN BY

Eka Agus

Responses (0 )