Kuttab DigitalPendidikan Dasar Anak Usia Dini

Pendekatan Wog Respon atas Paradigma Berkembang

Pendekatan Wog Merupakan Respon Dari Paradigma – Data menunjukkan pendekatan Way of Knowing (WoK) atau pendekatan cara mengetahui merupakan respons terhadap paradigma dominan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Paradigma lama menekankan kebenaran objektif tunggal. Penelitian ilmiah mengadopsi paradigma ini. Paradigma tersebut berpusat pada kebenaran universal. Pengetahuan dianggap sesuatu yang objektif. Pengalaman […]

0
1
Pendekatan Wog Respon atas Paradigma Berkembang

Pendekatan Wog Merupakan Respon Dari Paradigma – Data menunjukkan pendekatan Way of Knowing (WoK) atau pendekatan cara mengetahui merupakan respons terhadap paradigma dominan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Paradigma lama menekankan kebenaran objektif tunggal. Penelitian ilmiah mengadopsi paradigma ini. Paradigma tersebut berpusat pada kebenaran universal. Pengetahuan dianggap sesuatu yang objektif.

Pengalaman pribadi kurang dihargai. Pendekatan WoK menawarkan alternatif. Pendekatan ini mengakui pluralitas pengetahuan. Berbagai cara mengetahui pengetahuan diakui keberadaannya. Perbedaan budaya juga memengaruhi cara mengetahui pengetahuan.

Pendekatan Way of Knowing (WoK) sebagai Respons terhadap Paradigma: Pendekatan Wog Merupakan Respon Dari Paradigma

Selama berabad-abad, paradigma positivisme mendominasi cara kita memahami pengetahuan. Paradigma ini menempatkan sains sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang valid, menganggap kebenaran sebagai sesuatu yang objektif dan dapat diukur secara empiris. Pengalaman subjektif, perspektif budaya, dan intuisi seringkali dikesampingkan dalam paradigma ini. Namun, munculnya berbagai perspektif kritis dan perkembangan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti antropologi, psikologi, dan studi budaya, menantang dominasi paradigma positivisme ini.

Pendekatan WoK muncul sebagai respons terhadap keterbatasan paradigma positivisme tersebut.

Pendekatan WoK mengakui bahwa pengetahuan tidak hanya dihasilkan melalui metode ilmiah yang ketat, tetapi juga melalui berbagai cara lain. Ini termasuk pengalaman pribadi, introspeksi, interaksi sosial, narasi, dan interpretasi simbolis. Pendekatan ini menekankan pentingnya konteks budaya dan sejarah dalam pembentukan pengetahuan. Tidak ada satu cara tunggal yang benar untuk mengetahui sesuatu; sebaliknya, pengetahuan dibangun melalui berbagai perspektif dan cara yang saling melengkapi.

1. Keterbatasan Paradigma Positivisme

Paradigma positivisme, dengan penekanannya pada objektivitas dan pengukuran kuantitatif, memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, ia sering mengabaikan kompleksitas pengalaman manusia dan dimensi subjektivitas pengetahuan. Kedua, ia dapat mengabaikan pengaruh budaya dan sejarah dalam pembentukan pengetahuan, sehingga menghasilkan pemahaman yang reduktif dan bias. Ketiga, penekanan pada generalisasi universal dapat mengaburkan keragaman pengalaman dan perspektif.

2. Pluralitas Cara Mengetahui, Pendekatan Wog Merupakan Respon Dari Paradigma

  • Pengalaman Indrawi: Penyerapan informasi melalui panca indra.
  • Rasionalitas: Penggunaan logika dan penalaran untuk mencapai kesimpulan.
  • Intuisi: Pemahaman mendalam yang tiba-tiba dan tanpa proses berpikir yang sadar.
  • Imajinasi: Kemampuan untuk menciptakan ide dan gambaran baru.
  • Emosi: Perasaan dan reaksi yang memengaruhi persepsi dan penilaian.
  • Tradisi dan Budaya: Penyerapan pengetahuan dari generasi sebelumnya melalui kebiasaan dan norma sosial.
  • Bahasa: Sebagai alat untuk mengkomunikasikan dan mentransfer pengetahuan.

Pendekatan WoK mengakui pluralitas cara mengetahui ini, mengakui bahwa masing-masing cara memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Alih-alih mengutamakan satu cara mengetahui di atas yang lain, pendekatan ini menekankan pentingnya memahami dan menghargai keragaman cara mengetahui dalam membangun pengetahuan yang lebih komprehensif dan holistik.

3. Konteks Budaya dan Sejarah

Pendekatan WoK sangat memperhatikan konteks budaya dan sejarah dalam pembentukan pengetahuan. Penilaian pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari konteks budaya di mana ia diproduksi. Apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang valid dalam satu budaya mungkin tidak dianggap demikian dalam budaya lain. Sejarah juga memainkan peran penting, karena pengetahuan dibangun secara bertahap melalui interaksi manusia sepanjang waktu.

Paradigma Pendekatan WoK
Kebenaran objektif tunggal Pluralitas pengetahuan
Metode ilmiah sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang valid Berbagai cara mengetahui
Pengabaian pengalaman subjektif Pengakuan pengalaman subjektif
Pengabaian konteks budaya dan sejarah Perhatian pada konteks budaya dan sejarah

4. Implikasi Pendekatan WoK

Penerimaan pendekatan WoK memiliki implikasi yang signifikan terhadap berbagai bidang. Dalam pendidikan, misalnya, pendekatan ini mendorong pembelajaran yang lebih inklusif dan menghargai keragaman cara belajar. Dalam penelitian ilmiah, pendekatan ini mendorong refleksi kritis terhadap metode penelitian dan pengakuan keterbatasan paradigma positivisme. Dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan WoK mendorong kita untuk lebih peka terhadap berbagai perspektif dan untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar kita.

Pendekatan Wog Merupakan Respon Dari Paradigma

Source: researchgate.net

Pendekatan WoK bukan sekadar pengganti paradigma positivisme, tetapi lebih sebagai pelengkap. Ia menawarkan kerangka kerja yang lebih komprehensif dan inklusif untuk memahami pengetahuan, mengakui kompleksitas pengalaman manusia dan keragaman cara mengetahui. Dengan memahami keterbatasan paradigma positivisme dan menghargai pluralitas cara mengetahui, kita dapat membangun pengetahuan yang lebih kaya, mendalam, dan relevan dengan kehidupan manusia.

Nah, begitulah sedikit ulasan mengenai pendekatan Way of Knowing sebagai respons terhadap paradigma yang ada. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya! Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa lagi ya!

A
WRITTEN BY

Andy Setya

Responses (0 )