Pengangguran struktural pengertian dan contohnya dalam masyarakat – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran Indonesia. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) merilis program penanggulangan pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukkan tren peningkatan. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menjadi rujukan data pengangguran.
Pengangguran Struktural: Lebih dari Sekedar Kurangnya Pekerjaan: Pengangguran Struktural Pengertian Dan Contohnya Dalam Masyarakat
Pengangguran, masalah klasik yang selalu menghantui pembangunan ekonomi suatu negara, memiliki beragam jenis. Salah satunya adalah pengangguran struktural. Berbeda dengan pengangguran siklis yang disebabkan fluktuasi ekonomi, pengangguran struktural merupakan masalah yang lebih dalam dan sistemik. Ia merupakan ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Singkatnya, banyak orang yang menganggur bukan karena tidak ada pekerjaan, melainkan karena pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka.
Ciri-Ciri Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis pengangguran lainnya. Ciri-ciri ini penting untuk dipahami agar upaya penanggulangannya bisa lebih tepat sasaran. Berikut beberapa ciri utamanya:
- Ketidaksesuaian Keterampilan: Tenaga kerja yang menganggur memiliki keterampilan yang tidak dibutuhkan oleh pasar kerja. Misalnya, banyak lulusan perguruan tinggi di bidang tertentu namun lapangan pekerjaan di bidang tersebut terbatas.
- Perubahan Struktur Ekonomi: Perubahan teknologi dan globalisasi seringkali menyebabkan beberapa sektor industri mengalami penurunan, sementara sektor lain berkembang pesat. Hal ini menciptakan kesenjangan keterampilan dan lapangan kerja.
- Geografis: Konsentrasi lapangan kerja di wilayah tertentu dapat menyebabkan pengangguran struktural di daerah lain. Tenaga kerja di daerah terpencil mungkin memiliki keterampilan yang tidak dibutuhkan di kota-kota besar.
- Jangka Panjang: Pengangguran struktural cenderung berlangsung dalam jangka waktu yang lama, berbeda dengan pengangguran siklis yang bersifat sementara.
- Sulit Diatasi: Menangani pengangguran struktural membutuhkan strategi jangka panjang dan terintegrasi, meliputi pelatihan vokasi, pengembangan sektor ekonomi baru, dan peningkatan mobilitas tenaga kerja.
Contoh Pengangguran Struktural dalam Masyarakat Indonesia
Di Indonesia, pengangguran struktural tampak nyata dalam beberapa sektor. Berikut beberapa contohnya:
- Lulusan Perguruan Tinggi yang Menganggur: Banyak lulusan perguruan tinggi, terutama di bidang tertentu, mengalami kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri.
- Tenaga Kerja Pertanian yang Beralih ke Sektor Lain: Dengan meningkatnya teknologi dan modernisasi pertanian, banyak tenaga kerja di sektor pertanian kehilangan pekerjaan. Mereka kesulitan beradaptasi dan mencari pekerjaan di sektor lain karena kurangnya keterampilan.
- Buruh Pabrik yang Terkena PHK Akibat Otomatisasi: Otomatisasi dan robotisasi di sektor industri menyebabkan banyak buruh pabrik kehilangan pekerjaan. Mereka perlu mendapatkan pelatihan dan keterampilan baru agar dapat bersaing di pasar kerja.
- Tenaga Kerja Terampil di Daerah Tertinggal: Tenaga kerja terampil di daerah terpencil seringkali kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka karena terbatasnya akses informasi dan peluang kerja.
Tabel Perbandingan Jenis Pengangguran
Jenis Pengangguran | Penyebab | Karakteristik | Contoh |
---|---|---|---|
Siklis | Fluktuasi ekonomi | Sementara, terkait siklus bisnis | PHK massal akibat resesi ekonomi |
Friksioal | Pergantian pekerjaan | Singkat, pencarian pekerjaan baru | Seseorang yang baru lulus kuliah dan mencari pekerjaan |
Struktural | Ketidaksesuaian keterampilan dan kebutuhan pasar | Jangka panjang, sistemik | Lulusan perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja |
Musiman | Perubahan musim | Bersifat musiman | Petani yang bekerja hanya pada musim panen |
Upaya Penanggulangan Pengangguran Struktural
Menangani pengangguran struktural membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi: Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan industri agar lulusan memiliki keterampilan yang relevan dengan pasar kerja. Pelatihan vokasi juga penting untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang sudah ada.
- Pengembangan Sektor Ekonomi Baru: Pemerintah perlu mendorong pengembangan sektor ekonomi baru yang dapat menyerap tenaga kerja, misalnya sektor teknologi informasi, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
- Peningkatan Infrastruktur dan Akses Informasi: Peningkatan infrastruktur dan akses informasi, terutama di daerah terpencil, dapat membantu mengurangi kesenjangan peluang kerja.
- Program Mobilitas Tenaga Kerja: Pemerintah perlu memfasilitasi mobilitas tenaga kerja agar mereka dapat mencari pekerjaan di daerah yang memiliki peluang kerja lebih banyak.
- Kerjasama Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat: Penanggulangan pengangguran struktural membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Nah, itulah penjelasan mengenai pengangguran struktural. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu ya! Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya. Jangan lupa berkunjung kembali untuk membaca artikel-artikel informatif lainnya dari kami!
Responses (0 )