Pengertian dan contoh sanksi pelanggaran norma sosial – Masyarakat Indonesia, lembaga hukum, individu, dan sanksi sosial membentuk jaringan kompleks dalam menjaga ketertiban. Norma sosial menentukan perilaku yang dianggap layak. Pelanggaran norma mengakibatkan sanksi. Sanksi tersebut bervariasi intensitasnya.
Pengertian Norma Sosial dan Sanksi Pelanggarannya: Pengertian Dan Contoh Sanksi Pelanggaran Norma Sosial
Norma sosial merupakan aturan-aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku individu dalam berinteraksi di lingkungan masyarakat. Aturan ini berasal dari nilai-nilai, kepercayaan, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Keberadaan norma sosial sangat penting karena menciptakan ketertiban dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelanggaran terhadap norma sosial dapat menimbulkan gangguan terhadap kehidupan bersama dan menimbulkan konflik.
Sanksi sosial merupakan reaksi masyarakat terhadap individu yang melanggar norma sosial. Sanksi ini bertujuan untuk mengembalikan ketertiban dan menghukum pelanggar. Berbeda dengan sanksi hukum yang tertulis dan formal, sanksi sosial lebih fleksibel dan tidak terikat pada aturan yang kaku.
Bentuk dan intensitas sanksi sosial bervariasi tergantung pada tingkat keseriusan pelanggaran, budaya masyarakat, dan persepsi masyarakat terhadap pelanggaran tersebut.
Jenis-jenis Sanksi Pelanggaran Norma Sosial
Sanksi sosial terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu sanksi formal dan informal. Sanksi formal umumnya diberikan oleh lembaga sosial tertentu, seperti sekolah, pemerintah, atau organisasi masyarakat. Sedangkan sanksi informal diberikan oleh individu atau kelompok kecil dalam masyarakat.
Sanksi Formal
- Skorsing dari sekolah: Sanksi ini diberikan kepada siswa yang melanggar aturan sekolah, seperti membolos, berkelahi, atau menggunakan narkoba.
- Pemberhentian dari pekerjaan: Karyawan yang melanggar kode etik perusahaan atau melakukan tindakan yang merugikan perusahaan dapat dikenai sanksi berupa pemecatan.
- Denda: Sanksi ini dapat diberikan oleh pemerintah atau lembaga lain atas pelanggaran peraturan tertentu, misalnya pelanggaran lalu lintas.
- Penjara: Sanksi terberat yang diberikan oleh negara atas pelanggaran hukum yang serius, meskipun beberapa pelanggaran norma sosial bisa juga berujung pada hukuman penjara jika melanggar hukum positif.
Sanksi Informal, Pengertian dan contoh sanksi pelanggaran norma sosial
- Cibir atau ejekan: Bentuk sanksi paling ringan, berupa komentar negatif dari orang lain atas perilaku yang dianggap tidak pantas.
- Gosip: Penyebaran informasi negatif tentang seseorang yang melanggar norma sosial, bertujuan untuk menjatuhkan reputasi.
- Pengucilan: Sanksi yang lebih berat, berupa penghindaran interaksi sosial dengan individu yang melanggar norma. Individu tersebut dijauhi oleh lingkungan sosialnya.
- Kecaman sosial: Ungkapan ketidaksetujuan yang kuat dari masyarakat terhadap perilaku yang dianggap menyimpang. Kecaman ini bisa disampaikan secara langsung atau melalui media sosial.
- Desas-desus: Penyebaran cerita atau informasi yang belum tentu benar, yang bertujuan untuk merendahkan atau merusak reputasi seseorang.
Contoh Sanksi Pelanggaran Norma Sosial dalam Berbagai Konteks
Berikut beberapa contoh konkret sanksi pelanggaran norma sosial dalam kehidupan sehari-hari:
Konteks | Pelanggaran Norma Sosial | Sanksi Informal | Sanksi Formal |
---|---|---|---|
Keluarga | Anak tidak menghormati orang tua | Ditegur, dimarahi, dijauhi | Tidak ada (kecuali jika berujung kekerasan) |
Sekolah | Siswa membolos | Dicemooh teman, mendapat reputasi buruk | Skorsing, penurunan nilai rapor |
Kantor | Karyawan datang terlambat terus-menerus | Diberi teguran lisan, mendapat reputasi buruk di mata atasan | Surat peringatan, penurunan jabatan, pemecatan |
Masyarakat | Membuang sampah sembarangan | Diberi pandangan sinis oleh warga sekitar | Denda (jika ada peraturan daerah terkait) |
Lingkungan Online | Melakukan ujaran kebencian di media sosial | Dihujat netizen, akun diblokir | Proses hukum (jika melanggar UU ITE) |
Perbedaan Sanksi Sosial dan Sanksi Hukum
Meskipun sama-sama bertujuan untuk menjaga ketertiban, sanksi sosial dan sanksi hukum memiliki perbedaan mendasar. Sanksi hukum bersifat formal, tertulis, dan diberikan oleh lembaga negara yang berwenang. Sanksi hukum juga memiliki konsekuensi yang lebih berat dibandingkan sanksi sosial. Sementara itu, sanksi sosial lebih fleksibel, tidak tertulis, dan diberikan oleh masyarakat secara langsung.
Sanksi sosial bervariasi tergantung pada nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat tertentu.
Memahami perbedaan keduanya penting agar kita bisa memahami bagaimana masyarakat menjaga ketertiban dan menangani pelanggaran norma. Seringkali, sanksi sosial berfungsi sebagai bentuk pencegahan awal sebelum suatu perilaku mencapai tingkat pelanggaran hukum.
Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai pengertian dan contoh sanksi pelanggaran norma sosial. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya ya! Jangan lupa untuk terus berkunjung dan membaca artikel-artikel Kompas lainnya!
Responses (0 )