Kuttab DigitalPendidikan Dasar Anak Usia Dini

Pengertian Reaksi Disproporsionasi Syarat dan Contohnya

Pengertian Reaksi Disproporsionasi beserta Syarat dan Contohnya – Reaksi redoks, suatu proses kimia yang melibatkan transfer elektron, mencakup beragam jenis reaksi. Salah satu jenis reaksi redoks yang menarik adalah reaksi disproporsionasi. Reaksi ini melibatkan satu unsur dalam satu spesies kimia yang mengalami oksidasi dan reduksi secara simultan. Unsur tersebut berubah menjadi dua bentuk yang berbeda […]

0
1
Pengertian Reaksi Disproporsionasi Syarat dan Contohnya

Pengertian Reaksi Disproporsionasi beserta Syarat dan Contohnya – Reaksi redoks, suatu proses kimia yang melibatkan transfer elektron, mencakup beragam jenis reaksi. Salah satu jenis reaksi redoks yang menarik adalah reaksi disproporsionasi. Reaksi ini melibatkan satu unsur dalam satu spesies kimia yang mengalami oksidasi dan reduksi secara simultan. Unsur tersebut berubah menjadi dua bentuk yang berbeda tingkat oksidasinya. Pemahaman mendalam mengenai reaksi disproporsionasi sangat penting dalam berbagai bidang, termasuk kimia analitik dan sintesis kimia.

Pengertian Reaksi Disproporsionasi: Pengertian Reaksi Disproporsionasi Beserta Syarat Dan Contohnya

Reaksi disproporsionasi, juga dikenal sebagai reaksi autoredoks, adalah jenis reaksi redoks spesifik di mana suatu spesies kimia mengalami baik oksidasi maupun reduksi secara bersamaan. Dengan kata lain, satu atom, ion, atau molekul dari suatu zat tunggal berperan sebagai agen pengoksidasi dan agen pereduksi dalam reaksi yang sama. Ini berbeda dari reaksi redoks biasa di mana dua spesies kimia yang berbeda terlibat, satu sebagai oksidan dan satu lagi sebagai reduktan.

Dalam reaksi disproporsionasi, atom atau ion dari suatu unsur dalam suatu tingkat oksidasi tertentu akan teroksidasi menjadi tingkat oksidasi yang lebih tinggi dan tereduksi menjadi tingkat oksidasi yang lebih rendah secara serentak. Proses ini terjadi dalam satu langkah reaksi atau serangkaian langkah reaksi yang saling berkaitan. Hasil akhirnya adalah terbentuknya dua produk yang berbeda, masing-masing dengan tingkat oksidasi yang berbeda dari reaktan awal.

Syarat Terjadinya Reaksi Disproporsionasi

Tidak semua senyawa dapat mengalami reaksi disproporsionasi. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar reaksi ini dapat berlangsung:

  • Unsur harus memiliki setidaknya tiga tingkat oksidasi yang berbeda: Suatu unsur harus mampu berada dalam tiga atau lebih tingkat oksidasi yang berbeda agar dapat mengalami oksidasi dan reduksi secara simultan. Tingkat oksidasi ini harus memungkinkan terjadinya perubahan kedua arah.
  • Kondisi reaksi yang tepat: pH larutan, suhu, dan konsentrasi reaktan dapat mempengaruhi terjadinya reaksi disproporsionasi. Kondisi-kondisi tertentu dapat menguntungkan terjadinya reaksi disproporsionasi sementara kondisi lainnya menghambatnya.
  • Potensial redoks yang sesuai: Potensial redoks standar dari setengah reaksi oksidasi dan reduksi harus memungkinkan terjadinya reaksi secara spontan. Jika potensial redoks tidak memungkinkan, reaksi disproporsionasi tidak akan terjadi secara spontan.

Ketiga syarat ini saling berkaitan dan harus terpenuhi secara bersamaan agar reaksi disproporsionasi dapat terjadi. Ketidakseimbangan salah satu syarat ini dapat menghambat atau mencegah reaksi dari berlangsung.

Contoh Reaksi Disproporsionasi

Berikut beberapa contoh reaksi disproporsionasi yang umum ditemukan:

Contoh 1: Disproporsionasi Hidrogen Peroksida (H2O2), Pengertian Reaksi Disproporsionasi beserta Syarat dan Contohnya

Hidrogen peroksida (H 2O 2) dapat mengalami disproporsionasi dalam kondisi tertentu, menghasilkan air (H 2O) dan oksigen (O 2). Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:

Pengertian Reaksi Disproporsionasi beserta Syarat dan Contohnya

Source: slidesharecdn.com

2H 2O 2(aq) → 2H 2O(l) + O 2(g)

Dalam reaksi ini, oksigen dalam H 2O 2 memiliki bilangan oksidasi -1. Sebagian oksigen teroksidasi menjadi oksigen dengan bilangan oksidasi 0 (dalam O 2), dan sebagian lainnya tereduksi menjadi oksigen dengan bilangan oksidasi -2 (dalam H 2O).

Contoh 2: Disproporsionasi Tembaga(I) Ion (Cu+)

Ion tembaga(I) (Cu +) dapat mengalami disproporsionasi dalam larutan asam, menghasilkan tembaga logam (Cu) dan ion tembaga(II) (Cu 2+). Reaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

2Cu +(aq) → Cu(s) + Cu 2+(aq)

Dalam reaksi ini, ion tembaga(I) (Cu +) dengan bilangan oksidasi +1 mengalami oksidasi menjadi ion tembaga(II) (Cu 2+) dengan bilangan oksidasi +2, dan juga mengalami reduksi menjadi tembaga logam (Cu) dengan bilangan oksidasi 0.

Contoh 3: Disproporsionasi Klor (Cl2)

Klor (Cl 2) dapat mengalami disproporsionasi dalam larutan basa, menghasilkan ion klorida (Cl ) dan ion hipoklorit (ClO ). Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:

Cl 2(g) + 2OH (aq) → Cl (aq) + ClO (aq) + H 2O(l)

Reactions aqueous disproportionation solution

Source: study.com

Dalam reaksi ini, klor (Cl 2) dengan bilangan oksidasi 0 mengalami reduksi menjadi ion klorida (Cl ) dengan bilangan oksidasi -1 dan oksidasi menjadi ion hipoklorit (ClO ) dengan bilangan oksidasi +1.

Tabel berikut merangkum contoh-contoh reaksi disproporsionasi di atas:

Reaksi Reaktan Produk
Disproporsionasi H2O2 2H2O2 2H2O + O2
Disproporsionasi Cu+ 2Cu+ Cu + Cu2+
Disproporsionasi Cl2 Cl2 + 2OH Cl + ClO + H2O

Reaksi disproporsionasi merupakan bagian penting dari kimia redoks dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang. Memahami prinsip-prinsip dasar reaksi ini sangat penting untuk memahami berbagai proses kimia yang terjadi di sekitar kita.

Nah, gimana? Semoga penjelasan mengenai reaksi disproporsionasi ini mudah dipahami ya! Terima kasih sudah membaca sampai selesai. Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!

Pengertian Reaksi Disproporsionasi beserta Syarat dan Contohnya

Source: askfilo.com

S
WRITTEN BY

Sami Sitohang

Responses (0 )