Sistem Imun Spesifik Dan Non Spesifik – Sistem imun tubuh manusia, pertahanan alami melawan infeksi, terdiri atas dua lini pertahanan utama: sistem imun non-spesifik dan sistem imun spesifik. Sel darah putih, seperti makrofag dan limfosit, memainkan peran krusial dalam kedua sistem ini. Kemampuan tubuh melawan bakteri, virus, jamur, dan parasit bergantung pada kerja sama yang efektif antara kedua sistem imun tersebut. Respon imun, baik cepat maupun lambat, merupakan kunci kesehatan.
Kekebalan tubuh, sebuah hasil dari sistem imun yang berfungsi optimal, melindungi kita dari berbagai penyakit.
Source: pediaa.com
Sistem Imun Non-Spesifik: Garis Pertahanan Pertama: Sistem Imun Spesifik Dan Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik, juga dikenal sebagai sistem imun bawaan, merupakan lini pertahanan pertama tubuh. Sistem ini bekerja secara cepat dan tidak spesifik, artinya ia menyerang semua jenis patogen tanpa membedakan. Tidak ada memori imun yang terbentuk setelah paparan patogen. Komponen utama sistem imun non-spesifik meliputi:
- Barier fisik: Kulit dan selaput lendir merupakan penghalang fisik yang mencegah masuknya patogen. Air mata, keringat, dan air liur mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri.
- Barier kimiawi: Asam lambung, pH rendah di vagina, dan enzim pencernaan membantu membunuh patogen yang tertelan atau masuk ke dalam tubuh melalui saluran reproduksi.
- Sel fagosit: Makrofag dan neutrofil merupakan sel fagosit yang menelan dan menghancurkan patogen melalui proses fagositosis. Sel-sel ini mengenali patogen melalui reseptor permukaan sel yang mendeteksi pola molekul yang umum pada patogen (PAMPs).
- Sistem komplemen: Sejumlah protein dalam darah yang bekerja bersama-sama untuk menghancurkan patogen melalui lisis sel, opsonisasi (meningkatkan fagositosis), dan aktivasi sel inflamasi.
- Respon inflamasi: Merupakan reaksi tubuh terhadap cedera atau infeksi. Ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri. Respon ini membantu menetralisir patogen dan memulai proses perbaikan jaringan.
- Sel pembunuh alami (Natural Killer cells/NK cells): Sel-sel ini mengenali dan membunuh sel-sel tubuh yang terinfeksi virus atau sel kanker. NK cells tidak memerlukan aktivasi sebelumnya dan bekerja secara cepat.
- Protein anti-mikroba: Peptida antimikroba, seperti defensin, membunuh berbagai jenis mikroorganisme.
Sistem imun non-spesifik bekerja dengan cepat dan efektif untuk mencegah masuknya dan penyebaran patogen. Namun, ia tidak memiliki kemampuan untuk mengingat patogen tertentu, sehingga responsnya terhadap infeksi yang berulang akan sama seperti respons pada infeksi pertama.
Sistem Imun Spesifik: Pertahanan yang Dipersonalisasi
Sistem imun spesifik, juga dikenal sebagai sistem imun adaptif, merupakan lini pertahanan kedua yang lebih canggih. Sistem ini bekerja lebih lambat daripada sistem imun non-spesifik, tetapi memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengingat patogen tertentu. Respons imun spesifik melibatkan sel-sel imun khusus, yaitu limfosit B dan limfosit T.
Limfosit B menghasilkan antibodi, protein yang berikatan dengan antigen (bagian spesifik dari patogen) dan menetralisirnya. Terdapat dua jenis limfosit B: sel B plasma yang memproduksi antibodi dan sel B memori yang menyimpan informasi tentang patogen tertentu untuk respons yang lebih cepat pada infeksi berikutnya.
Limfosit T memiliki berbagai jenis, masing-masing dengan fungsi yang berbeda:
- Sel T sitotoksik (Tc): Membunuh sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker.
- Sel T pembantu (Th): Membantu mengaktifkan sel B dan sel T sitotoksik.
- Sel T regulator (Treg): Mengatur respons imun dan mencegah reaksi autoimun.
- Sel T memori: Mirip dengan sel B memori, menyimpan informasi tentang patogen tertentu untuk respons yang lebih cepat pada infeksi berikutnya.
Sistem imun spesifik bekerja melalui dua jenis respons imun:
- Respons imun humoral: Melibatkan antibodi yang diproduksi oleh sel B plasma. Antibodi berikatan dengan antigen dan menetralisirnya, atau menandai patogen untuk dihancurkan oleh sel fagosit.
- Respons imun seluler: Melibatkan sel T sitotoksik yang membunuh sel-sel yang terinfeksi. Sel T pembantu membantu mengaktifkan sel T sitotoksik dan sel B.
Kemampuan sistem imun spesifik untuk mengingat patogen tertentu merupakan dasar dari kekebalan. Setelah terpapar patogen, tubuh akan menghasilkan sel memori yang akan memberikan respons yang lebih cepat dan efektif jika terpapar patogen yang sama di masa depan. Ini adalah dasar dari vaksinasi, di mana tubuh dipaparkan pada bentuk patogen yang dilemahkan atau tidak aktif untuk merangsang pembentukan sel memori.
Source: study.com
Karakteristik | Sistem Imun Non-Spesifik | Sistem Imun Spesifik |
---|---|---|
Kecepatan respons | Cepat | Lambat |
Spesifisitas | Tidak spesifik | Spesifik |
Memori imun | Tidak ada | Ada |
Komponen utama | Barier fisik dan kimiawi, sel fagosit, sistem komplemen, respon inflamasi, sel NK | Limfosit B dan T |
Baik sistem imun non-spesifik maupun spesifik bekerja sama untuk melindungi tubuh dari infeksi. Sistem imun non-spesifik memberikan pertahanan lini pertama yang cepat, sementara sistem imun spesifik memberikan respons yang lebih kuat dan spesifik terhadap patogen tertentu. Kerja sama yang efektif antara kedua sistem ini sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Source: oregonstate.edu
Nah, segitu dulu penjelasan singkat tentang sistem imun spesifik dan non-spesifik. Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan mudah dipahami ya! Terima kasih sudah membaca sampai selesai. Sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!
Responses (0 )