Table of Contents

Kisah Qais bin Shirmah dan Latar Belakang Turunnya Ayat tentang Aturan Puasa – Qais bin Shirmah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, mengalami peristiwa yang berkaitan erat dengan turunnya ayat tentang aturan puasa dalam Islam. Kisah Qais bin Shirmah ini menjadi salah satu latar belakang penting bagi pemahaman mengenai evolusi hukum puasa di awal perkembangan Islam. Ayat Al-Quran, khususnya yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah, memberikan pedoman rinci mengenai pelaksanaan ibadah puasa. Ramadan, sebagai bulan suci bagi umat Muslim, menjadi waktu pelaksanaan puasa wajib.

Hukum puasa mengalami perubahan dari ketentuan awal yang lebih fleksibel menjadi aturan yang lebih ketat, dan kisah Qais bin Shirmah menjadi ilustrasi nyata dari perubahan tersebut. Sahabat Nabi Muhammad SAW memiliki peran sentral dalam menyampaikan dan mengamalkan ajaran Islam. Al-Baqarah, surah kedua dalam Al-Quran, mengandung banyak hukum dan pedoman bagi umat Muslim. Islam, sebagai agama yang dianut oleh miliaran orang di seluruh dunia, memiliki aturan dan pedoman yang mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah puasa.

Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah, menerima wahyu Al-Quran yang menjadi sumber utama hukum Islam.

Kisah Qais bin Shirmah dan Latar Belakang Turunnya Ayat tentang Aturan Puasa

Kisah Qais bin Shirmah menjadi salah satu contoh nyata bagaimana hukum Islam, khususnya mengenai puasa Ramadan, mengalami evolusi dan penyesuaian di masa awal Islam. Untuk memahami konteks kisah ini, penting untuk mengetahui aturan puasa sebelum turunnya ayat yang lebih rinci dalam Surah Al-Baqarah.

Kisah Qais bin Shirmah dan Latar Belakang Turunnya Ayat tentang Aturan Puasa

Source: co.id

Aturan Puasa di Awal Islam

Pada awalnya, aturan puasa Ramadan tidak seketat seperti yang kita kenal sekarang. Umat Muslim diperbolehkan makan dan minum setelah berbuka puasa hingga mereka tidur atau melaksanakan shalat Isya. Jika seseorang sudah tidur atau melaksanakan shalat Isya, maka ia tidak diperbolehkan lagi makan dan minum hingga waktu berbuka puasa di hari berikutnya. Aturan ini memberikan fleksibilitas bagi umat Muslim, namun juga membuka celah bagi kesulitan, seperti yang dialami oleh Qais bin Shirmah.

Kisah Qais bin Shirmah, Kisah Qais bin Shirmah dan Latar Belakang Turunnya Ayat tentang Aturan Puasa

Qais bin Shirmah adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang bekerja sebagai buruh tani. Suatu hari, ia bekerja keras di ladang hingga menjelang waktu berbuka puasa. Setelah bekerja seharian penuh, ia pulang ke rumah dengan kondisi sangat lelah dan lapar. Ia bertanya kepada istrinya apakah ada makanan yang bisa dimakan. Istrinya menjawab bahwa ia tidak memiliki apa pun kecuali sedikit makanan yang akan ia carikan.

Qais bin Shirmah menunggu istrinya menyiapkan makanan, namun karena kelelahan yang sangat, ia tertidur sebelum istrinya kembali.

Ketika istrinya kembali dengan makanan, ia mendapati Qais bin Shirmah sudah tertidur. Ia merasa sedih karena tidak bisa membangunkan suaminya, karena ia tahu bahwa jika Qais bin Shirmah sudah tidur, ia tidak diperbolehkan lagi makan dan minum hingga waktu berbuka puasa di hari berikutnya. Qais bin Shirmah terbangun keesokan harinya dengan kondisi sangat lemas dan kelaparan. Ia tetap memaksakan diri untuk bekerja di ladang, namun karena kondisinya yang sangat lemah, ia pingsan di tengah pekerjaannya.

Peristiwa yang dialami Qais bin Shirmah ini sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sangat prihatin dengan kondisi Qais bin Shirmah dan menyadari bahwa aturan puasa yang berlaku saat itu dapat menimbulkan kesulitan bagi sebagian umat Muslim, terutama bagi mereka yang bekerja keras atau memiliki kondisi fisik yang lemah.

Turunnya Ayat tentang Aturan Puasa yang Baru

Sebagai respons terhadap peristiwa yang dialami Qais bin Shirmah dan kesulitan yang dialami oleh sebagian umat Muslim, Allah SWT menurunkan ayat Al-Quran yang memberikan aturan puasa yang lebih jelas dan lebih mudah untuk dilaksanakan. Ayat tersebut terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 187:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf di masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Ayat ini memberikan keringanan bagi umat Muslim untuk makan dan minum hingga terbit fajar, yaitu saat benang putih (cahaya fajar) sudah dapat dibedakan dari benang hitam (kegelapan malam). Dengan demikian, umat Muslim tidak perlu lagi khawatir tertidur sebelum makan sahur, dan mereka dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan puasa di siang hari.

Kisah Qais bin Shirmah dan Latar Belakang Turunnya Ayat tentang Aturan Puasa

Source: disway.id

Hikmah dari Kisah Qais bin Shirmah

Kisah Qais bin Shirmah mengandung beberapa hikmah penting yang dapat kita ambil sebagai pelajaran:

  • Kemudahan dalam Agama: Islam adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan umatnya. Allah SWT senantiasa memberikan keringanan dan kemudahan bagi umat Muslim dalam melaksanakan ibadah, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
  • Perhatian terhadap Kesejahteraan Umat: Nabi Muhammad SAW sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya. Beliau selalu berusaha mencari solusi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh umat Muslim.
  • Pentingnya Memahami Konteks Hukum: Memahami konteks sejarah dan latar belakang turunnya suatu ayat Al-Quran sangat penting untuk memahami makna dan tujuan dari ayat tersebut secara utuh.
  • Kisah Qais bin Shirmah adalah contoh nyata bagaimana Allah SWT memberikan keringanan dan kemudahan bagi umat Muslim dalam melaksanakan ibadah puasa.
Aspek Penjelasan
Tokoh Utama Qais bin Shirmah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW
Latar Belakang Aturan puasa di awal Islam yang lebih fleksibel namun berpotensi menimbulkan kesulitan
Peristiwa Qais bin Shirmah pingsan karena kelaparan setelah tertidur sebelum makan sahur
Solusi Turunnya Surah Al-Baqarah ayat 187 yang memberikan aturan puasa yang lebih jelas dan mudah
Hikmah Kemudahan dalam agama, perhatian terhadap kesejahteraan umat, pentingnya memahami konteks hukum

Dengan demikian, kisah Qais bin Shirmah menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan hukum Islam, khususnya mengenai ibadah puasa. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami konteks sejarah dan tujuan dari setiap hukum dan aturan dalam Islam, serta senantiasa berusaha untuk melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan kita.